Lalu, orang-orang disekelilingnya mengiyakan atau mengaminkan atas sebutan yang diungkapkan oleh sesepuh tersebut.
Nah sekarang, sepertinya tradisi itu sudah tidak ada lagi, kalau pun ada sudah sangat langka karena seiring dengan perubahan zaman.
Kemudian keterbukaan ilmu dan informasi, generasi penerus kita juga banyak yang menuntut ilmu di luar daerah.
BACA JUGA:Dana APBN Dikucurkan Untuk Pembangunan Embung di Lahan Hibah Agricinal Sebelat
BACA JUGA:Perekonomian Indonesia Kuat, Didukung Terjaganya Stabilitas Sistem Keuangan
Ada yang di Pondok Pesantren, di universitas dan sekolah tinggi lainnya lainnya di Jawa atau di daerah lain.
Dan selaras dengan ajaran agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat di lingkungan kita.
Masyarakat sepaham jika arti dan makna dari kenduri atau kenduren atau bancak'an itu adalah doa-doa dan permohonan yang kita panjatkan kepada sang pencipta alam semesta (Allah SWT).
Kemudian menjadi salah satu jembatan silaturahmi antar sesama dan berbagai rizki melalui hidangan yang kita siapkan.
BACA JUGA:Lagi, HM. Saleh Daftar ke Partai NasDem
BACA JUGA: Listrik Byar Pet Menahun, Camat Minta Gardu Induk Arga Makmur Difungsikan
"Jadi kalau sekarang, semuanya sudah lebih simpel, namun tidak melenceng dari tradisi dan ajaran agama.
Dan Alhamdulillah, semua perubahan tersebut berjalan lancar dan normal di tengah kehidupan sosial bermasyarakat kita.
Nah sepertinya, sebatas itulah yang bisa saya ceritakan dik," jelas pak Wiwin memungkasi ceritanya.
Itulah bagian kecil dari cerita perjalanan radarutara.bacakoran.co bersama pak Wiyono.
BACA JUGA:Jelang Pilkada, Penyaluran Bansos Dipantau KPK RI