Kenduri Atau Kenduren, Kearifan Lokal yang Masih Lestari, Hanya Beda Cara Dalam Generasi

Rabu 08 May 2024 - 08:44 WIB
Reporter : Wahyudi Ndut
Editor : Ependi

"Intinya, kita minta keselamatan dan kelancaran atas apa yang yang kita niatkan," terang Wiyono  

BACA JUGA:Jelang Pilkada, Penyaluran Bansos Dipantau KPK RI

BACA JUGA:Mukomuko Luncurkan Gerakan Jumat Bersih

Pak Wiyono atau juga akrap disapa pak Wiwin ini, mulai menceritakan.

Kalau di zaman sekarang, memang kenduri atau kenduren, juga sering disebut bancak'an yang dirangkum dalam sebuah arti yakni selamatan atau syukuran. 

Dalam masyarakat kami di sini (di Desa Tanjung Anom) sudah mulai berbenah ke arah yang lebih simpel dan praktis.

Namun tanpa mengurangi makna daripada tradisi kenduri.

BACA JUGA:Arsip Statis Kunci Penting Jaga Warisan Sejarah dan Budaya

BACA JUGA:Tengah DL, Tantawi Dali Didaftarkan ke Parpol Sebagai Cabup BU

Jika di zaman dulu, kenduri atau kenduren, itu dilakukan dengan berbagai pernak pernik hidangan, mulai dari nasi tumpeng,.

Kemudan ada ayam ingkung, jenang atau bubur warna merah, putih hitam. 

Kemudian ada kopi, rokok, kemenyan, dan bunga-bunga, ada juga kelapa dan pisang yang diletakkan di tengah-tengah orang yang diundang atau yang berkumpul di sana.  

Kemudian sesepuh atau orang yang dituakan didaulat untuk mengekralkan atau mendoakan dengan Bahasa khas Jawa. 

BACA JUGA:Tahun Ini, Program Pemutihan PKB Kembali Digulirkan

BACA JUGA: Ratusan Calon PPK Ikuti Tes CAT

Untuk semua hidangan yang ada di tengah tengah orang tersebut, dengan menyebutkan makna dan arti satu persatu dari seluruh hidangan tersebut. 

Kategori :