RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Lebaran hari raya idul fitri 1445 hijriyah, tradisi halal bihalal dikalangan masyarakat Jawa.
Menjadi budaya Adi Luhung atau tradisi yang syarat dengan makna dan arti.
Hal ini diungkapkan oleh sesepuh Jawa di Desa Tanjung Anom Kecamatan Giri Mulya Kabupaten Bengkulu Utara, mbah Martono usai sholat Idul Fitri 1445 Hijriyah.
Kenapa demikian, mbah Martono menuturkan bahwa makna dari momen ini adalah silaturahmi.
BACA JUGA:Bupati Bengkulu Utara, Ir H Mian Sholat Idul Fitri Bersama Warga di Kota Arga Makmur
BACA JUGA:Nyadran, Tradisi Rutin Idul Fitri Kelurahan Kemumu
Namun lebih dari itu, lanjut mbah Martono, nilai yang terkandung dalam silaturahmi momen ini sangatlah tinggi.
Dimana ada restu dari orangtua yang Inssyallah tulus iklas untuk penataan kehidupan yang lebih baik.
"Untuk itu halal bihalal jang sampai dilupakan. Datangilah orangtua, cium tangannya dan peluk hangat dia, sembari memohonkan maaf lahir batin secara tulus ikhlas, " ungkap mbah Martono.
Selain itu, lanjut sesepuh yang ujiannya lebih dari 78 tahun ini.
BACA JUGA:Menyala Abangku! Akibat Aksi Koboy Sebuah Motor Ludes Terbakar
BACA JUGA:Sambut Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriyah, Pemkab Bengkulu Utara Takbiran Keliling Kota
Arti dari momentum sangatlah luas, luas sekali dimana dalam idul fitri dan halal bihalal ini, ada keakraban, kekeluargaan juga kerukunan yang sangat luar biasa.
"Sementara dalam tatanan kehidupan kerukunan menjadi kunci utama untuk menciptakan perdamaian, " tandas mbah Martono.
Pantauan radarutara.bacakoran.co di lapangan, Rabu, 10 April 2024 atau bertepatan dengan 1 Syawal 1445 H kemarin.