RADARUTARA.BACAKORAN.CO- Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi meminta jajarannya tetap mewaspadai peningkatan kasus Tuberculosisi (TB).
Meski begitu Imran tetap mengapresiasi keberhasilan pengobatan TB (treatment success rate) di beberapa daerah yang mengalami peningkatan, yaitu TB SO 86 persen dari target 90 persen. Ada lima provinsi yang bisa mencapai target.
"Sementara untuk TB RO 55 persen, belum ada provinsi yang bisa mencapai target karena pengobatan yang panjang bahkan ada yang mencapai lima tahun," kata Imran keterangan yang dikutip InfoPublik.
Eliminasi TB di Indonesia sesuai dengan target global pada 2030 dilakukan dengan tiga indikator yaitu Treatment Coverage, penemuan kasus TB lebih dari 90 persen. Kedua, Succsess Rate (sukses dalam pengobatan) leboh dari 90 persen, dan Terapi Pencegahan TB (TPT) kontak serumah lebih dari 80 persen.
BACA JUGA:Inilah Lokasi dan Persyaratan Mengikuti UTBK SNBT 2024
BACA JUGA:Begini Cara Mengecek DTKS sebelum Daftar KIP Kuliah
Berdasarkan Tuberculosisi (TB) Report 2023, estimasi kasus TBC meningkat menjadi 1.060.000 kasus baru pertahun.
Kemudian angka kematian mencapai 134 ribu per tahun. Imran mengatakan penemuan kasus di Indonesia meningkat tinggi pada 2023 dan penderita TB sebanyak 820.789 kasus yang ditemukan dari estimasi 1.060.000 kasus.
"Penemuan kasus semakin baik, secara program bagus karena kita bisa segera mengobati mereka. Sehingga mereka tidak menyebarkan ke orang lain," kata Imran.
Imran menambahkan yang perlu digarisbawahi yaitu TB anak, bahwa kenaikan penemuan kasusnya lebih dari 2,5 kali didanding 2021. Imran mengatakan hal ini harus diwaspadai karena Indonesia akan mewujudkan Indonesia Emas pada 2045.
BACA JUGA:Pendaftaran Akademi TNI 2024 Segera Dibuka, Berikut Syarat dan Caranya
BACA JUGA: Beasiswa Unggulan Segera Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya
Cakupan terapi TB di Indonesia masih rendah sebesar 2,6 persen, padahal targetnya mencapai 50 persen. Imran mengatakan cakupan penemuan kasus TB di Indonesia sudah membaik, yang sebelumnya kurang dari 60 persen.
Pada 2022 menjadi 68 persen dan pada 2023 naik lagi mejjadi 77 persen. Imran juga mengatakan Indonesia termasuk dari beberapa negara di dunia yang peningkatan penemuan kasusnya tinggi serta mendapatkan apresiasi.
Secara nasional, 11 provinsi yang telah mencapai target 90 persen antara lain Jawa Barat (121 persen), Papua Selatan (119 persen), Papua Tengah (116 persen), Jawa Tengah (115 persen), Banten (112 persen).