Ramadhan Bisa Berkontribusi Kendalikan Inflasi

Minggu 17 Mar 2024 - 20:59 WIB
Reporter : Benny Siswanto
Editor : Ependi

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Inflasi tak terkendali, menjadi kekhawatiran di seluruh negara saat ini. Tak terkecuali Indonesia. Ramadhan dapat menjadi ikhtiar bersama dalam menjaga inflasi itu. 

Inflasi secara sederhana, dimaknai dengan melambungnya harga-harga khususnya kebutuhan pokok yang tidak berimbas dengan tingkat daya beli di masyarakat. 

Kepala Kantor Kementerian Agama atau Kemenag Bengkulu Utara (BU), Dr H Nopian Gustari,M.Pd, menilai semangat ramadhan mestinya mampu mendukung upaya pemerintah. 

Pengendalian inflasi, kata dia, akan sangat mungkin saat dibarengi dengan pengendalian diri dan itulah khitoh dari semangat puasa ramadhan yang dilaksanakan umat Islam sebulan penuh. 

BACA JUGA:Stabilitas Jalur Mudik Mendesak

BACA JUGA:HUT ke-305 Kota Bengkulu, Ini Harapan Pemprov Bengkulu

Puasa, kata Nopian, bermakna menahan segala hawa nafsu, layaknya umat Hindu yang melaksanakan Catur Brata Penyepian pada saat ibadah Nyepi. 

"Ada semangat Pancasila di dalam puasa ini. Yakni semangat berketuhanan. Salah satu ciri manusia berTuhan adalah mampu mengendalikan diri dari segala keinginan yang berlebihan," ujarnya. 

Maka momentum Ramadhan 1445 Hijriyah ini, kata dia, hendaknya disikapi dengan muhasabah diri atau introspeksi diri untuk menjadi pribadi-pribadi yang baik, luhur, cinta sesama dalam semangat berketuhanan. 

"Dan inilah semangat Pancasilais yang telah diwariskan oleh para pendahulu bangsa. Salah satu konsep bernegara kita adalah berketuhanan," ungkapnya. 

BACA JUGA:Proyek Patung Pejuang dan Harimau di Bundaran Kota Disiapkan Rp900 Juta

BACA JUGA:Kemiskinan di Mukomuko Turun Menjadi 10,76 Persen

Keberhasilan dalam puasa, sejatinya ketika mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang tak penting bahkan berlebihan. 

Termasuk dalam menjalankannnya, Nopian menyerukan pentingnya semangat pengendalian diri yang dapat berimplikasi pada stabilitas ekonomi keluarga, bahkan negara. 

"Mampu mengendalikan keinginan yang disesuaikan dengan kemampuan, ini adalah iman. Dengan keimanalah kita sebagai mahluk sosial ini, mampu menjadi manusia yang on the track," ujarnya. 

Kategori :

Terkait