Aristoteles, Penemu Ilmu Mantik, Guru dari Alexander Agung

Jumat 15 Mar 2024 - 21:16 WIB
Reporter : Benny Siswanto
Editor : Ependi

Sebagai pejantang tangguh, Aristoteles, tak "patah arang" dia tak mudah menyerah. Sama persis dengan getolnya dalam belajar. Tak berselang lama, dirinya pun menikah kembali.

Istri keduanya itu bernama Herpyllis. Dari pernikahan keduanya itu, Aristoteles, dikaruniani seorang anak laki-laki. Sosoknya yang menjadi figur kebanggaannya pun terbesit di benaknya. 

Sosok itu pula lah yang kemudian dijadikan sebagai nama anaknya : Nichomacus. Sama persis dengan nama mendiang ayah Aristoteles yang seorang dokter itu. 

BACA JUGA: Soal Libur Lebaran dan Jadwal Belajar, Ini Kata Korwil Pendidikan Ketahun

BACA JUGA:3 Program Ini Jadi Prioritas yang Wajib Direalisasikan Pada Pencairan DD Tahap I

Hadirnya momongan dari buah cintanya dalam pernikahan kedua, semangat keilmuan Aristoteles pun kian membara. Tak lama kemudian, dirinya membangun akademi keduanya di Mytilene. 

Naman Aristoteles saat itu, kian mahsyur. Tepat dirinya membangun akademi kali keduanya. Ilmuan yang menciptakan istilah yang masih relevan hingga kini seperti energi, materi, kualitas, kuanitas.

Kemudian istilah relasi, informasi, esensi dan masih banyak lagi, sehingga dirinya disebut juga sebagai "Bapak Ensiklopedi", saat itu Aristoteles juga sudah menjadi guru dari Alexander Agung.

Posisi prestisius tersebut diampunya selama 3 tahun. Semangat penelitian yang terus membersamainya, pada 335 SM, Aristoteles kembali mendirikan akademinya ketiganya di Athena; Lyceum.

BACA JUGA: Tower BTS Baru Dibangun di Napal Putih, Apa Kabar Usulan Desa di Ulok Kupai?

BACA JUGA: Muncul Fenomena Perang Sarung, Guru dan Siswa Dipanggil Polisi

Lewat akademi yang berkedudukan di kota tempat lahirnya itu, Aristoteles kerap kali mengisi perkuliahan, berpikir sampai dengan membahas catatan-catatan lampau dengan tekun dan teliti.

Kegiatan riset sampai dengan eksperimen, turut menjadi aktivitas produktif yang dilakukan pula oleh Aristoteles di akademi terakhir yang didirikannya dan dilakukan tidak kurang dari 12 tahun lamanya.

Aktivitas akademik itu praktis terhenti, ketika sang murid: Alaxander Agung tutup usia pada 323 SM. Dalam situasi politik yang tidak stabil, Aristoteles pun memilih kabur dari Athena. 

Ia melarikan diri ke wilayah Chalcis, lantaran khawatir menjadi incaran dari para pembenci Alexander Agung yang telah mati itu. Tak terkecuali para pengikutnya.

BACA JUGA: Proyek Strategis Nasional di Bengkulu Utara, Terancam Batal?

Kategori :