Sisanya, kata dia, ada yang berasal dari Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko, Bukit Berlian dan Talang Berantai Kecamatan Ulok Kupai.
"Kegiatan suluk ini akan dilaksanakan selama 10 hari 10 malam," jelasnya.
BACA JUGA:Bangun Sinergitas untuk Mendorong Kemajuan
BACA JUGA:Literasi Digital, Usin: Tingkatkan Kesadaran dan Keamanan Digital
Meski dibilang perdana di daerah ini, namun Patarani berujar sebenarnya suluk sudah pernah dilaksanakan di daerah ini pada rentang tahun 1991-1995 silam.
Lokus pelaksanaan tahun ini, kata dia, merupakan lokasi sebelumnya yang pernah digunakan. Saat itu, terusnya, bernama Masjid Al Huda.
Selanjutnya lokus lain yang turut diikuti Patarani, adalah pelaksanaan suluk pada rentang 2004-2008 yang dipusatkan di Desa Suka Datang Kecamatan Curup Utara Kabupaten Rejang Lebong.
Kemudian kegiatan ilmu tasawuf itu, pada rentang 2009-2022 dilaksanakan di wilayah Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko, tepatnya di Desa Mekar Mulya.
BACA JUGA: 9 Tips Bagi Ibu Menyusui Yang Ingin Tetap Menjalankan Ibadah puasa Di Bulan Ramadhan.
BACA JUGA: Jangan Keseringan! Ini 5 Bahaya Minum Air Dingin Saat Buka Puasa Bagi Kesehatan
Kepala Kantor Kementerian Agama atau Kemenag Bengkulu Utara, Dr H Nopian Gustari, M.Pd, saat dikonfirmasi membenarkan agenda ibadah yang bakal dilakoni Jamaah Thoriqoh Naqsyabandiyyah Adzuqriyah.
Nopian mengaku sudah mendapatkan konfirmasi dari panitia pelaksanaan atau panpel, atas kegiatan yang bakal dipusatkan di sebuah masjid yang ada di Desa Tanjung Alai Kecamatan Napal Putih.
"Insha Allah nanti kami melalui Kantor Urusan Agama (KUA) Napal Putih yang akan melakukan pemantauan kegiatannya," ujar Nopian Gustari.
Tapi dia belum menjawab lagi, saat ditanyai lokus pelaksanaan suluk lainnya di daerah ini.
BACA JUGA: KAI Commuter Tandatangani Kerja Sama dengan JRTM Jepang
BACA JUGA: Telkom Boyong Empat Penghargaan di BCOMSS 2024