Industri halal secara global terus menggeliat dan di tengah berbagai tantangan global pun tetap menunjukkan pertumbuhan positif.
Di 2021, misalnya, terdapat 1,9 miliar penduduk muslim di seluruh dunia dengan belanja sebesar USD2 triliun untuk produk halal.
Belanja ini tumbuh tinggi, hampir 9 persen (year on year/yoy) dan diperkirakan meningkat hingga mencapai USD4,96 triliun pada 2030.
Di tanah air, pertumbuhan industri halal pun cukup mengesankan. Hal ini ditopang oleh posisi Indonesia yang memiliki populasi penduduk muslim terbesar di dunia atau lebih dari 230 juta jiwa (sekitar 87% dari total populasi).
BACA JUGA: Genjot Kinerja, Satgas Peningkatan Ekspor pun Dibentuk
BACA JUGA: Geliat Sentra Batik Kota Onde-Onde
Merujuk rilis State of The Global Islamic Report, di akhir 2023, industri halal Indonesia menunjukkan kenaikan posisi di peringkat ketiga dalam perkembangan ekonomi halal, naik satu peringkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Saat yang sama, di pasar domestik umat muslim Indonesia mencatatkan pengeluaran sebesar USD184 miliar pada 2020 dan diproyeksikan meningkat hingga 14,96% pada 2025, atau sebesar USD281,6 miliar.
Hal ini menjadikan Indonesia sebagai konsumen pasar halal terbesar di dunia dengan share 11,34% dari total pengeluaran halal global.
Industri halal Indonesia juga memiliki potensi besar sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui perkembangan dan pertumbuhan ekonomi halal.
Berdasarkan Indonesia Halal Markets Report 2021/2022, ekonomi halal dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar USD 5,1 miliar (sekitar Rp72,9 triliun) per tahun melalui peluang ekspor dan investasi.
BACA JUGA:Kinclong Industri Kosmetik Tanah Air
BACA JUGA:Investasi di Sektor Manufaktur Terus Naik
Tantangan Industri Halal=
Selain potensi, industri halal juga menghadapi sejumlah tantangan. Di antaranya, masih terfragmentasinya tata kelola industri halal nasional.