RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Emas atau logam mulia, menjadi ekosistem investasi yang sudah menjadi komoditi lama.
Bahkan, emas sudah menjadi alat tukar di jaman dahulu kala dan menjadi komoditi investasi sampai hari. Komoditi ini konsisten dalam lintas jaman.
Bincang soal emas, diprediksi tahun ini bakal mengalami kemerosotan.
Ditukil dari Tempo.co, Andrew Fischer yang merupakan seorang analis dari Deu Calion Futures atau DCFX, menyampaikan analisanya.
BACA JUGA:SD IT Darul Fikri Sukses Mempererat Tali Silaturahmi melalui Outbound & Family Gathering
BACA JUGA: Bengkulu Kaya Budaya, Ini Pesan Gubernur Rohidin
Soal kenapa tahun ini trens negatif penurunan, kata Andrew, bakal terjadi di sektor logam mulia tahun ini.
Walau pun, kata dia, sempat diwarnai dengan kenaikan, namun tidak begitu tinggi. Bahkan, terusnya lagi, kondisi harga emas prediksi penurunan harga itu lantaran harga terakhir yang gagal menembus status resistence. Malahan kembali turun.
".....fakta harga tertinggi sebelumnya yang mengalami gagal resistence yang belum berhasil ditembus, mensinyalkan kelanjutan kecenderungan penurunan," kata Andrew dilansir dari Tempo.co.
Hasil wawancara tempo.co dengan Andrew itu, dilakukan pada Jumat, 23 Februari 2024.
BACA JUGA:Bertemu MKKS, Gubernur Rohidin Soroti PPDB
BACA JUGA:Ternyata... Makan Buah Pisang Dapat Membuat Tidur Lebih Nyeyak, Ini Faktanya
Lebih lanjut, Andrew memapar lanjutan analisanya dengan mengaitkan fluktuasi harga di pasar perdagangan Asia pada Kamis atau sehari sebelum dirinya diwawancara.
Dia tak menampik adanya kenaikan harga di pasaran Asia pada periodisasi tersebut. Akan tetapi, terangnya lagi, didominasi dengan tetap berada dalam kisaran perdagangan baru-baru ini.
Belum lagi, dia menyebutkan soal sinyalemen dari sektor pelaku bisnis di negeri Paman Sam, Amerika Serikat.