Kopiah Resam, Kerajinan Ramah Lingkungan Khas Bangka

Sabtu 24 Feb 2024 - 18:00 WIB
Reporter : Debi Susanto
Editor : Ependi

Tanaman resam sendiri tak sulit untuk mencarinya karena banyak ditemui di hutan-hutan sekunder Bangka Barat, perkebunan sawit, atau di sekitar kebun warga.

Namun, tak semua resam dapat dianyam sebagai kopiah. Hanya batang resam tua yang memenuhi syarat karena lebih kuat dan lentur dianyam untuk menghasilkan sebuah kopiah berkualitas.

Caranya, kulit luar batang resam dikupas untuk diambil seratnya dan yang terbaik untuk dianyam ada di lapisan ketiga kulitnya dengan warna cokelat.

Selanjutnya, serat-serat resam direndam ke dalam air selama tiga hari supaya lebih lentur.

BACA JUGA:Mendorong Produk Pangan UMKM Berkualitas

BACA JUGA: 7 Caleg Incumbent Pertahankan Kursi, 4 Wajah Baru Muncul di Dapil 4 Bengkulu Utara

Angkat dan tiriskan untuk selanjutnya dijemur hingga kering. Setelah benar-benar kering, serat resam diserut memakai alat sederhana berupa tutup kaleng yang dilubangi kecil-kecil.

Nantinya, serat hasil serutan tersebut akan membentuk semacam benang kaku dan siap untuk dianyam mengikuti pola kopiah yang berbentuk lonjong.

Umumnya pola atau cetakan songkok terbuat dari kayu.

Supaya warna serat lebih terlihat, umumnya perajin akan merendamnya di dalam air rebusan kulit kayu semak (Syzygium muelleri) hingga berwarna cokelat keemasan dan segera diangkat untuk dikeringkan.

BACA JUGA: DBD Menyerang Warga Bukit Tinggi, 2 Pasien Dinyatakan Positif

BACA JUGA: Siapkan Fasilitas, SMAN 16 Bengkulu Utara Kejar Target Isi 2 Kelas

Proses penganyaman hingga selesai dan menciptakan sebuah songkok bisa berlangsung antara seminggu sampai tiga bulan.

Semua bergantung dari tingkat kehalusan produk, karena makin halus tentu saja harganya makin mahal.

Oh iya, sekadar gambaran, untuk menghasilkan kopiah bertekstur kasar hanya dibutuhkan waktu paling lama satu minggu.

Tetapi jika menginginkan kopiah bertekstur halus, maka proses pengerjaannya bisa mencapai tiga bulan.

Kategori :