"Ke depan masih ada pertandingan untuk seleksi nomor speed dan kami berharap bisa menambah lagi satu putra dan satu putri. Kesempatan itu masih terbuka dan semoga terwujud dalam pertandingan di Shanghai dan Budapest," tambahnya.
Optimisme yang dituturkan Hendricus agaknya tak berlebihan. Sebab, Indonesia memang unggul di nomor speed.
Sebuah keuntungan juga bagi Indonesia di mana panjat tebing nomor speed baru dipertandingkan di Olimpiade pada 2024 ini. Sehingga, Indonesia bisa mengandalkan cabang olahraga lain untuk membawa pulang medali emas di luar bulutangkis.
BACA JUGA: Serapan Anggaran Tersendat Gegara Pemilu, Desa dan Kecamatan Pasrah?
BACA JUGA: Bertabur Doorprize, Ribuan Warga Ikut Senam Massal HUT ke-21 Mukomuko
Meski begitu, Hendricus menyatakan FPTI tak melakukan persiapan khusus. Hanya ada sedikit perubahan model latihan lantaran ada beberapa gerakan baru yang sedang dilatih dan sudah berjalan sejak November 2023 lalu.
Mereka juga memanfaatkan sport science untuk mendapatkan hasil terbaik meski pemanfaatannya belum maksimal. Justru, FPTI lebih menekankan pada psikologi atlet untuk meredam emosi yang terlalu menggebu-gebu sebelum bertanding agar tak melakukan kesalahan yang berpotensi merugikan sang atlet tersebut.
"Psikologi di sini untuk melatih agar lebih tenang dan tak terlalu menggebu-gebu karena sangat ingin menang. Dalam latihan sudah oke sebenarnya, tapi dalam pertandingan terkadang ada beberapa hal yang di luar dugaan dan itu yang coba kami minimalisir," ungkap Hendricus.
"Sedangkan, untuk pemanfaatan sport science khusus nomor speed di beberapa negara mereka sudah menghitung gerakannya. Jadi, gerakannya cuma boleh sekian dan itu difilm-kan dan harus dilakukan sama tanpa kepeleset dan perubahan. Jadi, gerakan speed itu sudah tertentu. Sport science kami gunakan terhadap gerakan dan harus diikuti gerakan yang benar dan efisien," jelasnya.
Sumber : Infopublik.id