Luv itu pula lah yang digunakan untuk memeriksa kain-kain yang akan dijualnya.
Dengan cara ini, kerusakan-kerusakan kecil yang tak terlihat jelas menggunakan mata, akan terlihat dan bisa diperbaiki.
Menggunakan kaca pembesar tersebut pula, ia tahu kualitas kain yang akan dijualnya. Leeuwenhoek membuat kaca pembesar itu dengan teknik penggerindaan kaca/lensa.
BACA JUGA: PPS Terima Logistik Pemilu 2024, Hari Ini Didistribusikan ke TPS Sulit
BACA JUGA: Surat dengan TTE, Harusnya Lebih Cepat Diproses
Irisan darah dari "trah" pengusaha produk minuman khas, turut menjadi bagian dari kehidupan sosialnya.
Pada tahun 1669, ia mendapatkan pekerjaan baru, sebagai surveyor penguji kualitas anggur.
Selepas ia bekerja Leeuwenhoek menghabiskan waktunya dengan menekuni hobinya dengan mengamati benda-benda dengan kaca pembesar yang dibuatnya.
Leeuwenhoek mulai melakukan eksperimen untuk membuat mikroskop.
BACA JUGA: Pemilu Serentak 2024 di Napal Putih Terganggu Masih Dihantui Pemadaman Listrik
BACA JUGA: Jangan Golput, Maksimalkan Undangan Nyoblos ke Tangan Pemilih
Ternyata, keterampilannya menggerinda lensa saat membuat kaca pembesar, berpengaruh pada kualitas mikroskop yang dibuatnya.
Mikroskop buatannya menggunakan lensa bikonvek dengan diameter 0,7 mm untuk lensa yang menghadap objek.
Sedangkan, lensa yang menghadap mata berdiameter 0,6 mm.
Panjang keseluruhan mikroskop yang ia buat tanpa menggunakan lensa hanya 3 inci.
BACA JUGA:Kuota Gas Elpiji Subsidi Dipastikan Cukup