RADAR UTARA - Stimulus ekonomi dan fiskal, kembali menjadi opsi pemerintah. Langkah ini menyikapi, perlambatan ekonomi secara nasional, yang disebabkan oleh lintas soal seperti geopolitik yakni peperangan Rusia-Ukraina yang belum usai. Malahan berlanjut lokusnya di kawasan tanah Palestina, antara Israel dan Hamas yang kian membuat runyam di jalur Gaza.
Motor ekonomi dunia yang terimbas, seperti Tiongkok dan Amerika serta krisis yang tengah melanda Eropa pula. Plus rentet panjang persoalan iklim yakni el nino, berimbas kepada negara-negara lain, tak terkecuali Indonesia. Misi menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi di torehan 5,09% tahun 2023 ini, juga menjadi fokus untuk dicapai.
Lantas stimulus seperti apa saja yang bakal diluncurkan pemerintah? membaca paparan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dari awalnya anggaran semula 3,2 triliun. Adanya kebijakan anyar ini stimulus di sektor perumahan dipertebal menjadi Rp 3,65 triliun.
Komposannya, antara lain bantuan biaya administrasi rumah murah MBR hingga bantuan rumah sejahtera terpadu (RST) dengan indeks Rp 20 juta/rumah dengan peruntukan 1.800 rumah.
Weekend banking juga menjadi bagian stimulus kali ini. Konon pemerintah bakal menggenjot realiasasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp 297 triliun hingga Desember 2023.
Khusus bansos yang dilakukan penebalan. Dijabarkan, 21,3 juta keluarga penerima PKH dan Bantuan sembako, bakal menerima bantuan 10 kg.
Ada juga Bantuan Langung Tunai atau BLT sebesar Rp 200 ribu. Obyek bantuan ini yakni 18,8 juta keluarga penerima bantuan sembako. (bep)