BACA JUGA: Melanjutkan Kebangkitan Industri Pariwisata Indonesia
Kerja penelitiannya, mengantarkan Gyorgyi berhasil menunjukkan adanya zat reduksi pada jaringan binatang dan tumbuhan. Sebuah penemuan yang rovolusioner.
Penelitian itu masih terus dilakukan dengan memisahkan zat reduksi dari adrenalin yang kemudian dikenal dengan nama asam askorbik.
Walaupun saat itu, ia sedang bertugas pada Amerika Serikat. Gebrakan Gyorgyi, masih terus berlanjut.
Tujuh tahun sebelum Indonesia merdeka, tepatnya pada 1938 ia melakukan eksperimen terhadap otot.
BACA JUGA:Rusdi Bakar Caleg DPRD Provinsi Bengkulu
BACA JUGA:Lolos 16 Besar, Shin Tae-yong: Tuhan Tahu Setiap Usaha Kita
Penelitian tersebut berhasil menemukan protein actin, myosin beserta dengan bentuk kompleksnya.
Kemudian eksperimen itu berkembang pada reaksi pokok terhadap kontraksi otot. Ia juga melakukan eksperimen terhadap otot kelinci.
Dari sini kemudian mengantarkannya dengan temuan mengenai teori pemersalahan energetic, kemampuan sel membran dan fungsi hormonal pada kelenjar thymus.
Hubungan asmara Gyorgyi, turut mencatatkan pelabuhan cintanya kepada seorang perempuan bernama Cornelia Demeny.
BACA JUGA:Tim U-20 Indonesia Terus Berbenah
BACA JUGA: Mendongkrak Kinerja Industri Manufaktur di 2024
Istrinya itu, merupakan putri dari Direktur Jenderal Pos Hungaria. Keduanya menikah pada tahun 1917.
Gyorgyi meninggal dunia pada usia 93 tahun. (*)