Sumringah Sektor Wisata Bengkulu Utara

Senin 01 Jan 2024 - 20:29 WIB
Reporter : Benny Siswanto
Editor : Ependi

ARMA JAYA RU - Masa liburan tahun baru; 2024. Turut menjadi obat dahaga paceklik sektor pariwisata belakangan ini. Spot wisata, baik alam maupun buatan, relatif menjadi jujugan para pelancong. 

 

Salah satunya wisata alam "Palak Siring" yang ada di Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara (BU). Tepat, hari libur perdana 2024, trafic kunjungan ke lokasi wisata alam, yang turut menyimpan sisi sejarah hingga puspa terbesar di dunia itu, mengalami kenaikan signifikan. 

 

Kondisi itu tak ditepis, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Arga Tirta Kemumu, Triyono. Saat dibincangi Radar Utara, Minggu (1/1). Lebih kurang 1,5 jam, lepas dari paruh hari, tercatat kunjungan masuk ke lokasi wisata alam nyaris 400-an orang. 

 

"Udah habis 3,5 blok karcis. Alhamdulillah. Semoga cuaca juga mendukung," ungkap Triyono yang menerangkan, 3,5 blok karcis itu setara dengan 350-an pengunjung. 

BACA JUGA:Hanya Empat Obyek Wisata Gelar Hiburan Rakyat

Meski begitu, si Raflesia yang lebih dulu mekar sempurna jelang paripurna tahun 2023, kemarin kondisinya sudah menghitam. Kembang terbesar sedunia itu, warnanya sudah cenderung menghitam dari awalnya, merah merona sejak kelompak bunganya mengepak. Hingga menuju mekar sempurna, melanjut ke fase layu. 

 

Lebih kurang, fase terbaiknya, tidak lebih dari 4 hari. Kalau dihitung dari sejak kembang ini mekar, dari bonggol. 

 

"Kondisi Raflesia, sudah memasuki fase layu. Warnanya sudah menghitam. Semoga dengan cuaca yang relatif teduh ini, memicu pertumbuhan bonggol pada inang-inang baru," ia mengabarkan. 

 

Dia menambahkan, satu bonggol lagi yang muncul tak jauh dari puspa langka yang tengah membusuk. Terpantau lebih kurang berjarak 40-an centimeter, bakal menjadi tungguan berikutnya. 

 

Dengan catatan, kata dia, fase pertumbuhannya tidak terganggu, salah satu serangga, hingga cuaca. Meski masih cukup lama memungkinkan Raflesia bakal kembali mekar menuju medio tahun ini. 

 

"Kalo dari inang sampai mekar, itu butuh waktu lebih kurang 5 hingga 6 bulan," bebernya. 

BACA JUGA:Hanya Empat Obyek Wisata Gelar Hiburan Rakyat

Disinggung soal antisipasi bencana alam. Seperti longsor atau pun terjangan air bah pada sungai Kemumu yang kalau membacara prakiraan dari BMKG, awal tahun tingkat curah hujan di beberapa wilayah Provinsi Bengkulu cukup tinggi? 

 

Dia mengaku, terus melakukan pengamatan sebagai langkah antisipatif. 

 

"Pengamatan juga dilakukan. Seperti ketika tetiba cuaca mendung, kita juga melakukan imbauan langsung kepada pengunjung agar tidak berada di titik-titik rawan bencana," jabarnya memungkas. 

 

Pantauan di lapangan, ancaman bencana di beberapa kawasan wisata alam selain banjir bandang yang bisa muncul secara tiba-tiba. Kerawanan yang perlu diwaspadai, ketika curah hujan tinggi adalah spot-spot yang berada di kawasan terjal, salah satunya view tower. (bep)

Kategori :