Bumi Nyiur Melambai Sulawesi Utara menjadi saksi dari kemajuan telekomunikasi Indonesia. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi meresmikan pengoperasian Stasiun Bumi Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 dan Proyek Base Transceiver Station (BTS) 4G dari Kepulauan Talaud.
Stasiun Bumi SATRIA-1 yang diresmikan berada di Desa Matungkas, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Adapun lokasi BTS 4G berada di Desa Bowombaru Utara, Kecamatan Melonguane Timur, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Peresmian BTS 4G dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia, ditandai dengan hubungan video jarak jauh di berbagai titik dengan Presiden RI Joko Widodo. Lebih lanjut, Presiden Jokowi menjelaskan, keberadaan proyek itu berpeluang besar menyambungkan komunikasi antarpenduduk di seluruh wilayah Indonesia. Melalui pemancar BTS 4G, akses komunikasi melalui jaringan telekomunikasi berkualitas dapat dirasakan oleh berbagai elemen masyarakat. Artinya, secara merata dapat dirasakan oleh masyarakat di setiap pelosok tanah air. Kini setiap masyarakat akan dapat saling berkomunikasi melalui BTS berjejaring 4G. Satu hal, tantangan geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dapat diantisipasi melalui pembangunan infrastruktur BTS 4G. Untuk itu, Kepala Negara mengatakan keberadaan BTS 4G akan memperkuat sejumlah bidang di antaranya pendidikan, kesehatan ekonomi, hingga sosial. Semakin kuatnya sejumlah bidang tersebut, akan berdampak secara langsung terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Berfungsinya dua proyek tersebut membuat akses internet cepat mulai tahun 2024 sudah dapat dinikmati khususnya oleh masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). "Pembangunan BTS 4G merupakan langkah nyata dalam mendukung percepatan transformasi digital di Indonesia dan mewujudkan pemerataan telekomunikasi hingga pelosok negeri," jelas Menkominfo Budi Arie Setiadi. Pembangunan BTS 4G merupakan upaya pemerintah mempercepat pemerataan konektivitas digital dengan membangun infrastruktur digital, utamanya di daerah 3T. Jaringan BTS 4G ini diintegrasikan dengan operasional Satelit SATRIA-1 yang menjangkau seluruh wilayah Nusantara dan sebagian Asia Tenggara. SATRIA-1 merupakan satelit supercanggih pertama yang sepenuhnya dimiliki dan dikendalikan oleh Pemerintah Indonesia. Satelit buatan Thales Alenia Space, Prancis tahun 2020 itu berteknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) berkapasitas 150 gigabita per detik (Gbps) dengan frekuensi Ka-Band. Pembuatan satelit ini menelan biaya sekira Rp8 triliun. Peluncuran SATRIA-1 berlangsung pada 19 Juni 2023 di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Satelit dengan kapasitas 150 Gbps ini merupakan yang terbesar di Asia dan ke-5 di dunia. SATRIA-1 telah menempati orbit 146° Bujur Timur atau tepat di atas Pulau Papua. Indonesia berada di urutan ketujuh di dunia sebagai negara yang memiliki satelit komunikasi. Sejak era satelit Palapa, Indonesia sudah meluncurkan 17 satelit. Urutan pertama dipegang China sebanyak 487. Peringkat kedua oleh Jepang dengan 197 satelit, berikutnya India 101. Sebagai pengendali di bumi, Kominfo-BAKTI membangun 11 stasiun bumi (gateway) di Cikarang (Jawa Barat), Batam (Kepulauan Riau), Manado (Sulawesi Utara), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Tarakan (Kalimantan Utara), Pontianak (Kalimantan Barat), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Ambon (Maluku), Manokwari (Papua Barat), Jayapura (Papua), dan Timika (Papua Tengah). Stasiun Bumi Cikarang ditunjuk sebagai Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer berikut Network Operation Control. Setiap lokasi stasiun bumi dilengkapi oleh antena khusus yang diproduksi perusahaan asal Tiongkok, The North West China Research Institute of Electronic Equipment (NWIEE). BACA JUGA: Implementasi UU Ciptaker Dorong Penyerapan Tenaga Kerja “Pengoperasian SATRIA-1 diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menopang layanan akses internet 37 ribu titik dengan kecepatan hingga sekitar 5 Mbps,” jelas Dirut Badan Layanan Umum Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Informasi (BAKTI) Fadhilah Mathar. Kehadiran SATRIA-1 dapat mendukung kegiatan sekolah dan pesantren, percepatan layanan publik di kantor pemerintahan daerah, data puskesmas dan rumah sakit daerah, serta membantu pengawasan wilayah oleh TNI dan Polri. Kinerja BAKTI Kementerian Kominfo dalam tiga tahun terakhir telah membangun BTS 4G dalam dua tahap. Tahap pertama, sampai dengan 2020 total pembangunan BTS di 1.682 lokasi dan seluruhnya telah migrasi ke layanan jaringan 4G pada tahun yang sama. Selanjutnya mulai 2021, pembangunan Tahap Kedua di 5.618 lokasi yang dibagi menjadi dua fase, yaitu Fase 1 Tahun 2021 di 4.112 lokasi dan Fase 2 Tahun 2022 di 1.506 lokasi. Selama ini pembangunan difokuskan pada wilayah 3T, dengan 76 persen cakupannya berada di timur Indonesia, yakni Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Per 26 Desember 2023, sudah seluruh BTS 4G telah on air untuk 1.682 lokasi. Sedangkan untuk Tahap 2 BTS di sebanyak 4.990 lokasi telah on air dari keseluruhan target. “Sejumlah 628 lokasi belum on air, mayoritas diakibatkan karena status kahar keamanan di Papua dan kesulitan mobilisasi material ke lokasi,” jelas Menkominfo. Guna mempercepat penyelesaian, Kementerian Kominfo berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri serta pemerintah daerah setempat untuk mencari solusi terbaik. Termasuk menjalin kerja sama dengan Panglima TNI untuk penuntasan pembangunan BTS 4G di Papua. Pembiayaan pembangunan BTS 4G bersumber dari APBN dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dikelola BAKTI Kementerian Kominfo. (*) Sumber : Indonesia.go.id
Kategori :