Lanjut kata dia, di hari pertama kerjanya itu, pihaknya mendapatkan laporan dari kelompok peternak sapi yang ada di Kecamatan Batik Nau, mendapati gejala kerbau milik warga setempat yang menyerupai virus SE itu, yakni dengan ciri khas ngorok pada sapi atau kerbau.
BACA JUGA:Bahaya Virus PMK, Alokasi Vaksin Masih Kurang : THL Petugas Peternakan jadi Petugas Swadaya
BACA JUGA:Waspada Virus PMK! Jangan Sembrono Datangkan Ternak dari Luar Daerah
Setelah dikoordinasikan, UPTD Puskeswan langsung memberikan suntikan vitamin kepada 60 ekor kerbau milik kelompok peternak di Kecamatan Batik Nau.
"Tadi, kelompok pak Buyung di Batik Nau, melaporkan ada gejala di area sana.
Hari ini, petugas Puskeswan Arga Makmur langsung meluncur memberikan vitamin," sambungnya.
Penularan penyakit SE atau ngorok ini juga turut dibeberkan olehnya, bahwa penularan virus ini bisa melalui isi perut sapi atau jeroan yang dibuang ke sungai.
BACA JUGA:Ternak Terjangkit Virus Jembrana Masih Bisa di Obati dengan Cara-cara Ini
BACA JUGA:Kasus Kematian Ternak, Positif Serangan Virus Jembrana
Maka, rentan sekali penularan terjadi melalui aliran air, pada saat para hewan sapi atau kerbau yang berkeliaran di area sungai dan pantai.
"Bisa, lewat air, jika isi perut hewan yang terjangkit virus SE itu di buang ke sungai," bebernya lagi.
Maka dirinya menghimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya untuk tauke di Kabupaten Bengkulu Utara, agar tidak membeli sapi dengan harga murah.
Karena kuat kemungkinan sapi itu dalam kondisi sakit yang bisa membahayakan hewan ternak di sekitar lingkungan.
BACA JUGA:Bahaya Virus PMK, Alokasi Vaksin Masih Kurang : THL Petugas Peternakan jadi Petugas Swadaya
BACA JUGA:Waspada Virus PMK! Jangan Sembrono Datangkan Ternak dari Luar Daerah
*Belum Ada Anggaran Vaksin SE*
Soal vaksin SE, tak dipungkirinya, itu tidak ada di Provinsi Bengkulu.