Potensi Ekonomi dan Polemik Khasiat Daun Kratom

Sabtu 08 Mar 2025 - 18:07 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi
Potensi Ekonomi dan Polemik Khasiat Daun Kratom

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Tanaman kratom cukup lama menuai polemik. Pasalnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengkategorikan daun kratom mengandung zat adiktif karena bisa menimbulkan efek kecanduan, rasa euforia hingga muntah, mual jika dipakai dengan dosis tinggi.

Daun katom (Mitragyna speciosa) memang tanaman yang hanya tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Tanaman ini  terutama ditemukan di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Di Indonesia, kratom banyak tumbuh di Kalimantan khususnya di sepanjang Sungai Kapuas. Daun kratom mengandung dua senyawa aktif utama, yaitu mitragynine dan 7-hydroxymitragynine, yang memiliki efek sebagai obat analgesik atau pereda rasa sakit.

Ternyata, tanaman ini telah lama digunakan oleh masyarakat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan seperti nyeri, kelelahan, dan gangguan pencernaan.

BACA JUGA:Mengungkit Ekonomi Lokal dan Serap Tenaga Kerja

BACA JUGA:Mengenal Dana Hedges: Peluang Investasi untuk Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

Sejak itu banyak produsen kesehatan dan farmasi mulai berminat memanfaatkan kratom sebagai bahan baku obat herbal.

Bahkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo pada tahun lalu sampai menggelar rapat terbatas mengenai legalisasi kratom di Istana Kepresidenan.

Kala itu, Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk meneliti lebih lanjut mengenai manfaat dan risiko kratom.

Pasalnya, kualitas kratom Indonesia dinilai yang terbaik di dunia. Kratom semula merupakan komoditas yang bebas untuk diekspor. Namun, dominasi ekspor kratom mentah menginisiasi pemerintah untuk mendorong hilirisasi dan peningkatan nilai tambah ekspor kratom.

BACA JUGA:PDB Per Kapita Meningkat, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Andalan Ekonomi 2024

BACA JUGA:Dana Pemerintah untuk Pemulihan Ekonomi 2025: Strategi dan Tantangannya

Nilai ekspor kratom selama 2018-2023 secara keekonomian amat menjanjikan. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari hingga Mei 2023, nilai ekspor kratom meningkat sebesar 52,04 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai USD7,33 juta.

Adapun pada periode yang sama di 2023, volume ekspor tumbuh sebesar 51,49 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022. Hal ini menunjukkan tren positif yang berkelanjutan.

Potensi ekonomi tersebut terbukti saat Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor perdana kratom produksi CV Cahaya dari Pontianak, Kalimantan Barat senilai USD1,05 juta atau sekitar Rp17 miliar. Pelepasan ekspor 351 ton kratom dalam 13 kontainer ini berlangsung di PT Oneject Indonesia, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Kategori :