
RADARUTARA.BACAKORAN.CO.- Milia pada hidung muncul akibat penumpukan sel-sel kulit mati atau keratin di bawah permukaan kulit. Secara umum, milia tidak berbahaya dan dapat menghilang dengan sendirinya jika diperawatan dengan baik melalui rutinitas perawatan kulit dan eksfoliasi. Namun, jika milia di hidung disertai masalah kulit lainnya, seperti komedo atau jerawat yang parah, sebaiknya mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Tampilan milia di hidung sering kali menyerupai titik-titik kecil berwarna putih, mirip dengan komedo. Namun, milia biasanya tidak menyebabkan peradangan atau infeksi, dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Berbeda dengan komedo, milia tidak akan menyebabkan timbulnya jerawat. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa.
Secara umum, milia yang muncul di hidung tidak berbahaya dan tidak perlu menjadi sumber kekhawatiran. Namun, keberadaannya dapat mengganggu penampilan dan sering kali menimbulkan rasa gatal. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak orang mencari berbagai cara untuk mengatasi milia, baik di hidung maupun di area wajah lainnya.
BACA JUGA:Para Orang Tua Wajib Tahu, Tips untuk Mengatasi Hidung Tersumbat Pada Anak
BACA JUGA:6 Negara Ini Punya Cara Saling Menyapa yang Unik, Dari Menjulurkan Lidah Hingga Menggosok Hidung!
Tubuh kita memiliki mekanisme alami untuk melepaskan sel-sel kulit mati, yang memungkinkan sel-sel kulit baru untuk tumbuh. Namun, kadang-kadang sel-sel kulit mati tersebut tidak terlepas sepenuhnya, terutama di area hidung, yang menyebabkan terjadinya milia. Milia ini terlihat sebagai benjolan kecil yang mengeras di permukaan kulit.
Pada bayi baru lahir, milia muncul karena kulit mereka masih dalam proses belajar untuk mengelupaskan sel-sel kulit mati.
Sedangkan pada orang dewasa, terdapat beberapa faktor yang dapat memicu kemunculan milia di hidung, antara lain:
1. Faktor genetik
2. Kerusakan kulit akibat iritasi, cedera, atau paparan sinar matahari yang berlebihan
3. Penggunaan krim kortikosteroid dalam jangka waktu lama
4. Efek samping dari terapi laser CO2
5. Penyakit autoimun
BACA JUGA:Kenali Rinitis Vasomotor, Yang Dapat Mengganggu Pernapasan Lewat Hidung