Suku bunga adalah salah satu faktor paling penting dalam memilih cicilan bank.
Biasanya, pinjaman yang lebih besar dengan jaminan seperti Kredit Investasi atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menawarkan suku bunga yang lebih rendah, sementara KTA atau Kredit Modal Kerja bisa memiliki suku bunga lebih tinggi karena tidak memerlukan agunan.
Selain suku bunga, pastikan untuk memperhatikan biaya tambahan yang mungkin muncul, seperti biaya administrasi, asuransi, atau provisi lainnya.
BACA JUGA: Pelaku Bisnis Wajib Tahu! Ini 5 Manfaat Cicilan Bank untuk Mengembangkan Usaha
BACA JUGA:Meningkatkan Skor Kredit dengan Pembayaran Cicilan Bank yang Tepat
Semua biaya ini akan mempengaruhi total biaya pinjaman, jadi pastikan untuk menghitungnya dengan cermat agar tidak terkejut di kemudian hari.
3. Pilih Tenor Pinjaman yang Sesuai dengan Arus Kas Usaha
Tenor pinjaman yang panjang dapat membuat cicilan bulanan lebih ringan, tetapi total bunga yang dibayar akan lebih tinggi.
Sebaliknya, tenor pinjaman yang pendek mungkin memiliki bunga lebih rendah, tetapi cicilan bulanannya bisa lebih besar dan mempengaruhi arus kas usaha Anda.
Untuk usaha kecil, pastikan tenor yang Anda pilih tidak terlalu panjang sehingga dapat melunasi pinjaman lebih cepat tanpa mengganggu operasional bisnis.
BACA JUGA: Cicilan Bank vs Paylater: Mana yang Lebih Menguntungkan?
BACA JUGA:Mengulik Tren Cicilan Bank di Indonesia, Apakah Benar Mempermudah atau Malah Semakin Membebani?
Pertimbangkan proyeksi pendapatan usaha Anda dalam beberapa tahun ke depan untuk memilih tenor yang realistis.
4. Cek Kemampuan Bank dalam Memberikan Dukungan Usaha Kecil
Tidak semua bank menawarkan fasilitas pinjaman yang mendukung usaha kecil dengan baik.
Sebelum mengajukan cicilan, pastikan bank yang Anda pilih memiliki program yang khusus ditujukan untuk pengembangan UMKM, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau produk pinjaman lainnya yang mendukung pengusaha kecil dengan bunga rendah dan persyaratan yang lebih mudah.