Pasalnya memanjakan diri dengan menghabiskan dana yang telah diamankan bukan tindakan yang tepat, sudah susah payah menabung, malah digunakan untuk pengeluaran di luar anggaran.
3. Karena Satu Rekening untuk Sejuta Tujuan
Apakah anda pernah menyimpan uang dalam satu rekening? Ya entah itu uang untuk dana darurat, kebutuhan sehari-hari, atau lainnya, kebiasaan semacam ini akan membuat sistem menabung semakin buruk.
Dengan menyatukan dana kebutuhan dan darurat dalam satu rekening akan mempersulit kita dalam mengontrol keuangan, artinya, tidak ada pembeda antara dana darurat dan kebutuhan harian.
BACA JUGA:Mengulik Tren Menabung yang Viral di Kalangan Gen Z, Soft Saving Trend! Ini Penjelasannya
Bahkan tanpa disadari, pengeluaran kebutuhan bisa saja semakin membengkak lantaran uang di rekening terlihat masih banyak, padahal, itu bukan sepenuhnya dana untuk kebutuhan sehari-hari.
Karena pahitnya lagi, uang yang seharusnya menjadi dana darurat malah stuck atau justru berkurang karena tergerus untuk keperluan sehari-hari yang tidak penting.
Sebaiknya, buatlah secara terpisah antara rekening untuk kebutuhan sehari-hari, dana darurat, dan lainnya.
4. Karena Tidak Mengkombinasikan Menabung dalam Bentuk Investasi
Selain itu, ketimbang menumpuk semua uang di bank, lebih baik sebagian dialihkan untuk berinvestasi dalam bentuk saham, reksadana, atau obligasi.
BACA JUGA:Investasi atau Menabung? Mana yang Lebih Baik untuk Masa Depan? Simak Penjelasan Berikut!
BACA JUGA:9 Tips Menabung untuk Anak Kost Agar Terhindar dari Krisis Tanggal Tua
Nantinya melalui investasi, uang akan bekerja untuk kita, alhasil, kita memiliki passive income untuk masa depan.
Sebab tujuan dari pendapatan pasif adalah untuk menghasilkan sumber pendapatan tambahan selain uang yang dihasilkan dari pekerjaan dan tempat lain.
Nantinya dengan melakukan hal ini dapat membantu meningkatkan tabungan dan meningkatkan arus kas, mengutip The Week.