BENGKULU RU - Petani yang memiliki areal persawahan di wilayah Kelurahan Dusun Besar Kota Bengkulu. Mengeluhkan proyek pembangunan jembatan elevated kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Danau Dendam Tak Sudah (DDTS). Pasalnya, proyek yang menelan anggaran sekitar Rp 90 miliar tersebut, telah menyebabkan saluran irigasi tak mampu lagi mengalirkan air dengan lancar.
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Dusun Besar, Hariadi mengatakan. Proyek jembatan elevated itu menyebabkan bantalan yang termasuk bagian dasar saluran irigasi, menjadi lebih tinggi dibanding dengan bagian dasar pintu air pada ruas jalan yang lama. Ketinggian dasar yang tak seimbang pada saluran irigasi, akhirnya menyebabkan aliran air dari DDTS tak lagi lancar. "Kondisi pada saluran irigasi primer ini secara otomatis mengakibatkan air dari DDTS, pendistribusiannya tidak sampai lagi ke areal persawahan kami. Perbedaan ketinggian dasar saluran irigasi, disebabkan sendimen dari sisa-sisa tanah dan material saat pembangunan jembatan elevated dilakukan," ungkap Hariadi, Kamis (14/12). Ironisnya, lanjut Hariadi, pelakasana proyek yang sudah menerima laporan ini malah tidak bergeming sama sekali. Sehingga dirinya bersama para petani yang harus membersihkan sisa-sisa tanah dan material proyek jembatan itu. "Sebelumnya kita berharap dapat menggunakan alat berat. Tapi pelaksana proyek beralasan alat berat tidak bisa masuk," sesalnya. Ia menambahkan, selain itu pihaknya juga sudah melaporkan pendangkalan saluran irigasi itu ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bengkulu. "Namun hingga saat ini juga belum ada tanggapan. Kalau kondisi ini terjadi dalam kurun waktu yang lama, bisa-bisa kami para petani tidak bisa turun ke sawah," kata Hariadi. Terpisah, Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Suimi Fales, SH, MH. Mendesak agar Dinas PUPR dan pelaksana proyek jembatan elevated dapat menindaklanjuti keluhan para petani. BACA JUGA:Edwar Samsi Pimpin Munas, Yenny Wahid Terpilih Jadi Ketum FPTI "Jangan sampai gara-gara pendangkalan akibat proyek pembangunan tersebut, malah para petani yang menjadi korban," tegas Politisi PKB ini. Lebih lanjut pria yang akrab disapa Wan Sui ini menyampaikan. Terkait persoalan ini pihaknya segera mengagendakan untuk melakukan pengecekan secara langsung. "Apalagi saat ini petani sudah berencana untuk turut mengelola areal persawahan mereka. Perlu diketahui, areal persawahan di wilayah itu merupakan salah satu lumbung pangan di Kota Bengkulu," tandasnya. (tux)
Kategori :