RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Di tengah kemajuan zaman, perubahan dalam peran gender dan harapan sosial, ada sebuah fenomena yang semakin banyak dibicarakan: Paterpan Syndrome.
Istilah ini merujuk pada kondisi psikologis di mana seorang pria dewasa merasa enggan atau bahkan takut untuk mengambil tanggung jawab penuh dalam hidupnya, baik itu dalam hal pekerjaan, hubungan, maupun kehidupan keluarga.
Fenomena ini sering dihubungkan dengan perilaku seseorang yang menolak kedewasaan, memilih untuk tetap bertindak seperti remaja, dan menghindari komitmen.
Apa Itu Paterpan Syndrome?
Istilah "Paterpan Syndrome" sendiri diambil dari tokoh Peter Pan, karakter fiksi yang terkenal dengan keengganannya untuk tumbuh dewasa dan selalu ingin hidup dalam dunia anak-anak yang bebas dari tanggung jawab.
BACA JUGA:Menyibak Eldest Daughter Syndrome, Fenomena yang Lagi Viral di Medsos, Apakah Itu?
BACA JUGA:Monday Blues Syndrome: Apakah Kamu Pernah Merasakannya?
Begitu pula dengan pria yang mengalami sindrom ini, mereka sering merasa bahwa kedewasaan berarti kehilangan kebebasan dan kesenangan, sehingga mereka memilih untuk terus menghindari komitmen yang berkaitan dengan kehidupan dewasa.
Paterpan Syndrome tidak hanya terjadi pada pria yang masih muda, tetapi juga pada mereka yang sudah memasuki usia dewasa.
Mereka seringkali merasa tidak siap atau tidak mampu untuk menghadapi tuntutan kedewasaan, seperti membangun karier yang stabil, membina hubungan yang serius, atau menghadapi tanggung jawab sebagai kepala keluarga.
Mengapa Banyak Pria Mengalami Paterpan Syndrome?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pria mengalami Paterpan Syndrome.
BACA JUGA:Menyibak Eldest Daughter Syndrome, Fenomena yang Lagi Viral di Medsos, Apakah Itu?
BACA JUGA:Monday Blues Syndrome: Apakah Kamu Pernah Merasakannya?
Salah satunya adalah perubahan pola pikir yang terjadi seiring berjalannya waktu.
Pada generasi sebelumnya, pria diharapkan untuk segera menikah, memiliki keluarga, dan mengambil peran sebagai pencari nafkah sejak usia muda.
Namun, dengan adanya perubahan sosial dan ekonomi, banyak pria merasa bahwa mereka tidak lagi terikat pada harapan tersebut.