RARARUTARA.BACAKORAN.CO - Membuka usaha jasa pangkas rambut bisa menjadi pilihan alternatif saat telah memasuki usia paruh baya atau 50 tahun keatas.
Biasanya, diusai 50 keatas terjadi penurunan lean body mass atau otot, tulang dan organ tubuh lainnya. Hal itu juga diiringi dengan perubahan metabolisme tubuh.
Sehingga rata-rata di usia tersebut, kondisi fisik cenderung tidak sanggup untuk melakukan pekerjaan yang menguras stamina, terutama otot dan tulang.
Salah satunya Joni, mantan karyawan di perusahaan swasta lebih memilih untuk membuka usaha jasa pangkas rambut saat usianya mendekati 50 tahun, tepatnya di usai 45 tahun.
BACA JUGA: 3 Alasan Kenapa Pelaku Usaha Perlu Digitalisasi
BACA JUGA:Pengusaha Depot Air Galon Harus Beri Jaminan Kesehatan Konsumen
Menurutnya, tenaga yang tidak mengizinkannya lagi untuk tetap bekerja kasar di perusahaan yang membutuhkan tenaga manusia sebagai penggerak utamanya.
"Karena kondisi fisik ini sudah berkurang, jadi saya banting setir buka pangkas rambut," ujar Joni saat dibincangi RU pada hari Kamis, 12 Desember 2024, pagi.
Tak hanya itu, dirinya mengungkapkan bahwa pekerjaan potong rambut ini bisa dilakukan meski telah memasuki usia yang tidak produktif dalam dunia kerja kasar ataupun di perusahaan swasta.
Pekerjaan yang satu ini hanya membutuhkan konsentrasi dan soft skil yang mumpuni dalam bidang potong rambunt ini. Terutama bisa memuaskan para pelanggan nantinya.
BACA JUGA:BKD Mukomuko Edukasi Pengusaha Taat Bayar Pajak dan Retribusi Daerah
BACA JUGA:Kemendikbudristek Target Cetak 10.000 Wirausaha Baru
Meskipun hasil yang didapatkan jauh berbeda daripada para pekerja kasar dan atau perusahaan swasta, setidaknya pekerjaan atau usaha pangkas rambut ini bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
"Saya rasa membuka usaha potong rambut ini adalah alternatif terakhir, yang bisa menghasilkan uang, sekedar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,"jelasnya.
Sebelumnya, Joni adalah seorang karyawan atau pekerja kasar secara kontrak di perusahaan swasta di Provinsi Riau, selama 8 tahun. Dia juga sempat bekerja di perusahaan pabrik triplek di Provinsi Bengkulu.