RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pesan berantai mengabarkan bansos seperti PKH dan sejenisnya, kemudian meminta untuk meng-klik link pendaftaran, masih lazim dijumpai para pengguna telegram.
Wahyuni, mengaku mesti sudah menghapus aplikasi perpepesan saingan WhatsApp itu, tetap saja muncul pesan telegram atas nama dirinya, kemudian mengirim ke beberapa nama yang ada di dalam kontak selulernya. Nomor selulernya diduga kena bajak oleh sindikat bandit maya.
"Iya. Padahal aplikasinya sudah tak hapus loh. Tadi ada temen, bilang masih ngechat," ungkapnya, bingung, Rabu, 11 Desember 2024.
Apa yang dialami perempuan ini, tak ubahnya pula dialami oleh Yuni Indah, seorang mahasiswa pascasarjana yang kini tengah menyelesaikan studi doktoralnya di Semarang, Jawa Tengah.
BACA JUGA:Telegram Blast Soal Bantuan PKH Ini Sesat, Jangan Diikuti!
BACA JUGA:Waspada! Modus Penipuan Baru Berkedok Petugas Pajak yang Minta Unduh Aplikasi Berbahaya!
Kepada RU, dosen swasta itu mengaku turut menjadi sasaran bajak pelaku kejahatan siber melalui aplikasi telegram. Pantauan media ini, telegram paling sering muncul grup-grup percakapan secara ilegal di seluler yang kemudian menawarkan beragam hal mulai dari program bantuan hingga investasi.
Walaupun sudah diblokir atau pun keluar dari sebuah grup percakapan. Tetiba dalam hari yang sama atau keesokan harinya, muncul kembali kanal percakapan yang memasukan nomor seluler sama sekali tanpa persetujuan pemiliknya.
Kasus Penipuan Sebelumnya
Jangan membuka link yang mengabarkan bansos PKH 2024. Itu penipuan!. Pantauan RU, kejahatan siber itu, muncul di aplikasi telegram.
Nomor seluler, calon korban tetiba sudah masuk dalam grup percakapan. Penelusuran RU, grup percakapan yang dinamai "Akun Terhapus" lewat kanal tersebut, pelaku mengirim link seolah-olah untuk akses pendaftaran yang bisa jadi membuat orang terbuai.
BACA JUGA:Awas Link Bansos Online, Jangan Klik. Penipuan!
BACA JUGA:Awas Penipuan! Jangan Pernah Kasih Kode OTP Sembarangan
Kepala Dinas Sosial Bengkulu Utara, Agus Sudrajat, SKM, M.Si, saat dikonfirmasi, lugas mengatakan link pendaftaran dalam aplikasi telegram, merupakan praktik penipuan.
"Masyarakat agar tidak mengakses, khususnya link yang dikirimkan lewat pesan masuk. Diduga kuat, informasi tersebut adalah praktik penipuan siber," ujarnya Agus Sudrajat, Kamis, 25 April 2024.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, lanjut Agus, masyarakat dapat melakukan pengecekan bansos seperti PKH, BPNT, JKN PBI, bisa melalui aplikasi resmi Kemensos (SIKS-NG).