Menggali Potensi Ekspor Pinang ke Bangladesh sebagai Solusi Ekonomi di Tengah Krisis Global

Kamis 05 Dec 2024 - 17:22 WIB
Reporter : Ependi
Editor : Ependi

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh pandemi, inflasi, dan krisis rantai pasokan, Indonesia terus mencari peluang untuk memperkuat ekspor dan mendiversifikasi pasar. 

Salah satu komoditas yang menunjukkan potensi besar adalah pinang. 

Terutama ke Bangladesh, yang kini menjadi salah satu tujuan ekspor utama pinang Indonesia. 

Artikel ini akan menggali bagaimana ekspor pinang ke Bangladesh dapat menjadi solusi ekonomi yang menjanjikan di tengah tantangan global.

BACA JUGA:Potensi Ekspor Produk Kerajinan Indonesia ke Eropa

BACA JUGA:Kopi dan Coklat Jadi Dua Permata Ekspor Pertanian yang Siap Guncang Dunia

Pinang, yang dikenal sebagai bahan utama dalam industri permen dan obat tradisional, memiliki nilai ekonomi yang signifikan di Indonesia. 

Sebagai salah satu produsen pinang terbesar di dunia, Indonesia memiliki keunggulan dalam hal kualitas dan kuantitas produksi. 

Meskipun pasarnya lebih terbatas dibandingkan dengan komoditas utama lainnya seperti kelapa sawit atau karet, pinang tetap menjadi sumber pendapatan penting bagi petani, terutama di wilayah Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Bangladesh, yang merupakan negara dengan populasi lebih dari 160 juta jiwa, memiliki permintaan tinggi terhadap pinang, terutama untuk konsumsi sehari-hari sebagai bahan dasar dalam pembuatan "betel nut" (sirih). 

BACA JUGA:Krisis Pangan Jadi Ancaman Global Hingga Lebih dari 10 Negara Terapkan Larangan Ekspor Pangan

BACA JUGA:Keuntungan Indonesia dalam Membuka Kembali Ekspor Pasir Laut

Dengan kebutuhan yang terus meningkat, Bangladesh menjadi pasar yang sangat potensial bagi ekspor pinang Indonesia.

 

Bangladesh: Pasar Potensial untuk Ekspor Pinang

Permintaan pinang di Bangladesh tidak hanya dipengaruhi oleh konsumsi domestik, tetapi juga oleh kebiasaan sosial dan budaya yang telah lama ada. 

Kategori :