Terdapat beberapa faktor yang menjelaskan mengapa Indonesia mampu mempertahankan inflasi pada level yang relatif rendah.
Salah satunya adalah kebijakan moneter yang bijaksana dari Bank Indonesia.
BACA JUGA:Meredahnya Inflasi Global Jadi Kabar Gembira untuk BI
BACA JUGA:Memahami Perbedaan Deflasi dan Inflasi Sebagai Dampak dari Perubahan Ekonomi
Bank Indonesia tidak hanya berfokus pada pengendalian inflasi melalui suku bunga, tetapi juga berusaha untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mengelola cadangan devisa.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga menerapkan berbagai kebijakan untuk menjaga harga barang kebutuhan pokok.
Program subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) dan distribusi pangan yang lebih merata turut berperan dalam menekan inflasi.
Pemerintah juga melakukan intervensi pasar ketika harga-harga komoditas tertentu, seperti beras atau minyak goreng, mengalami lonjakan.
BACA JUGA:Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Diklaim Membaik
BACA JUGA:Inflasi di Bengkulu Kembali ke Posisi Ideal
Bandingkan dengan Negara Lain
Tingkat inflasi Indonesia yang berada di kisaran 3-4% pada tahun 2023 jelas sangat rendah jika dibandingkan dengan banyak negara di dunia.
Sebagai contoh, Amerika Serikat pada 2023 mengalami inflasi sekitar 6-7%, sementara Uni Eropa bahkan mencatatkan angka inflasi lebih dari 8%.
Negara-negara seperti Turki dan Argentina, yang sebelumnya mengalami lonjakan harga yang sangat tajam, bahkan mencatatkan inflasi lebih dari 100% di beberapa periode.
BACA JUGA:GPM Bapanas di Bengkulu Utara : Jaga Daya Beli Masyarakat, Kendalikan Inflasi
BACA JUGA:Antisipasi Kenaikan Inflasi Jelang Akhir Tahun
Namun, meskipun Indonesia tergolong berhasil menekan laju inflasi, klaim bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan inflasi terendah di dunia perlu dilihat dalam konteks yang lebih luas.