Pendarahan setelah persalinan, atau yang dikenal dengan perdarahan postpartum, merupakan salah satu penyebab utama kematian pada ibu. Biasanya, kondisi ini muncul selama satu hari atau beberapa minggu setelah proses persalinan.
Perdarahan setelah persalinan dicirikan oleh keluarnya darah dari vagina tanpa henti. Penyebabnya mungkin disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
BACA JUGA:Sering Terdengar Jangan Merokok Dekat Ibu Hamil ! Ini Alasannya, Yang Perlu Diketahui
- Otot rahim yang tidak berkontraksi, yang biasa disebut atonia uteri.
- Cedera pada jalan lahir, serupa dengan sayatan di perineum yang diakibatkan oleh tindakan episiotomi.
- Sisa-sisa jaringan plasenta yang masih ada di dalam rahim.
- Gangguan dalam proses pembekuan darah
- Terjadi pecahnya rahim.
Jika tidak diatasi, perdarahan pasca persalinan dapat menyebabkan terjadinya syok serta kegagalan fungsi organ.
BACA JUGA:Banyak Yang Bertanya, Apa Iya Ibu Hamil Tidak Boleh Mengkonsumsi Ikan Asin,Ini Penjelasannya!
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia dari Manfaat Kacang Hijau untuk Ibu Hamil Serta Janin
4. Preeklamsia dan eklamsia
Masalah yang muncul selama kehamilan, seperti preeklamsia dan eklamsia, dapat meningkatkan kemungkinan risiko kematian selama periode tersebut. Preeklamsia dicirikan oleh peningkatan tekanan darah, keluarnya protein dalam urine, dan pada tahap lanjut dapat menyebabkan kerusakan organ.
Apabila preeklamsia tidak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan timbulnya eklamsia. Eklamsia adalah kondisi di mana preeklamsia terjadi bersamaan dengan terjadinya kejang. Situasinya cukup serius dan butuh penanganan medis dalam waktu cepat.
Kemungkinan terjadinya preeklamsia lebih besar pada wanita yang mengandung untuk pertama kalinya atau pada usia kurang dari 20 tahun atau di atas 40 tahun. Ibu hamil yang memiliki kelebihan berat badan, menderita penyakit ginjal atau diabetes, memiliki riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga, atau mengandung bayi kembar juga rentan mengalami preeklamsia.