Mitos Atau Fakta, Dengan Memegang Batu Dapat Menahan BAB ! Ini Penjelasannya

Jumat 22 Nov 2024 - 10:34 WIB
Reporter : Dodi Haryanto
Editor : Ependi

Secara medis, tidak ada hubungan langsung antara memegang batu di tangan atau menyimpannya di saku dengan mekanisme kerja usus dalam mendorong kotoran keluar melalui rektum. 

Mengutip Bladder and Bowel, proses pencernaan dimulai dengan makanan yang masuk ke usus kecil.

BACA JUGA: Mitos atau Fakta: Makan Bawang Bikin Bau Badan?

BACA JUGA:Benar atau Mitos, Pakai Pasta Gigi Bisa Mendeteksi Kehamilan?

Di usus kecil, sebagian besar nutrisi dan cairan dalam makanan akan diserap. 

Setelah melewati usus kecil, makanan berubah menjadi bentuk seperti bubur. 

Ketika memasuki usus besar, cairan dan nutrisi tambahan akan diserap, sementara sisa makanan disimpan di usus besar untuk sementara waktu.

Limbah makanan ini kemudian bergerak menuju rektum, bagian akhir dari usus besar, yang akan meregang saat penuh. 

Ketika rektum terisi, saraf-saraf di sana mengirimkan sinyal ke otak bahwa tubuh perlu mengeluarkan kotoran.

Di sekitar rektum dan anus terdapat jaringan saraf yang bertugas menginformasikan rasa penuh. 

BACA JUGA:5 Mitos Ini Ternyata Salah Jika Dilihat Secara Ilmiah

BACA JUGA:Mitos atau Fakta Tidur Siang Bisa Menambah Berat Badan, Yuk Cek Selengkapnya Disini

Saat seseorang hendak BAB, otak akan memberi perintah pada otot sfingter anus untuk rileks. 

Meskipun secara ilmiah tidak ada kaitan antara memegang batu dan kemampuan menahan BAB, faktor sugesti bisa saja berperan. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sugesti adalah pengaruh yang mampu memengaruhi pikiran atau perasaan seseorang.

Dengan kata lain, meskipun batu tidak memiliki efek langsung, jika seseorang percaya bahwa memegang batu dapat membantu, dorongan untuk BAB bisa saja tertunda karena pengaruh sugesti. 

Kategori :