Dispendik Serukan Integrasi Tripusat Pendidikan

Kamis 21 Nov 2024 - 21:03 WIB
Reporter : Benny Siswanto
Editor : Ependi

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Khitoh pendidikan, bukan hanya di sekolah tapi dimulai dari keluarga serta lingkungan sosial. Inilah yang dimaksud dengan Tri Pusat Pendidikan. 

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bengkulu Utara, Drs Fahrudin, saat dibincangi RU belum lama ini. 

Dia mengharapkan, sinergi dalam Tri Pusat Pendidikan ini dapat dilaksanakan, sehingga penyelenggaraan pendidikan tidak terhenti atau justru bertumpu pada lingkungan sekolah atau guru saja. 

"Keluarga adalah pusat pendidikan. Dan justru menjadi kanal pendidikan non formal yang paling pertama," ungkap Fahrudin, kemarin. 

BACA JUGA:Cegah Kekerasan di Sekolah, Dinas Pendidikan Perkuat Pembinaaan Kelembagaan dan Manajemen Sekolah

BACA JUGA:Pendidikan Adab Dalam Perkembangan Zaman

Manakala menaruh sepenuhnya kualitas anak pada sekolah atau lembaga pendidikan, berarti semangat Tri Pusat Pendidikan yang menjadi prinsip dalam pembangunan karakter tidak berjalan dengan baik. 

"Kemudian prestasi juga bukan semata-mata hasil akademik saja. Ini yang dirasa perlu diluruskan untuk menjadi komitmen bersama dengan para orang tua," tegasnya. 

"Setiap anak, memiliki minat dan bakat berbeda-beda," ia mengingatkan. 

Birokrat senior yang dipandang layak berkiprah di lembaga-lembaga usaha milik Pemda Bengkulu, setelah pensiun pada 1 Desember 2024 ini, menjelaskan pengaruh besar lingkungan dalam tumbuh kembang dan pembentukan karakter, juga mesti menjadi spirit bersama. 

BACA JUGA:Pentingkah Memberi Pendidikan Seks Sejak Dini kepada Anak? Simak Penjelasan Berikut Ini!

BACA JUGA:Ini 5 Panduan Sederhana Pendidikan Seksual Anak Usia Dini

"Layaknya menjaga inflasi, tidak bisa hanya bertumpu pada satu sektor saja. Begitu pula kualitas hasil pendidikan, keluarga, sekolah dan lingkungan sangat menentukan," jelasnya lagi. 

Lebih teknis, pembangunan karakter SDM unggul di lingkungan, turut ditegasi Fahrudin tidak semata-mata menempatkan Guru Bimbingan Konseling sebagai tumpuan. 

Kepala sekolah yang diberikan kewenangan dan tugas tambahan, sekaligus sebagai manager di sekolah, diingatkan Fahrudin harus memiliki konsep mitigasi yang mumpuni serta evaluatif. 

Kategori :