RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Susu kental manis telah menjadi elemen yang tak terpisahkan dari dunia kuliner Indonesia.
Rasanya yang manis khas, dikombinasikan dengan teksturnya yang kental dan lezat, menjadikannya bahan favorit dalam berbagai hidangan, dari makanan ringan seperti roti bakar dan pisang goreng, hingga minuman seperti es campur dan kopi susu.
Produk ini tidak hanya berfungsi sebagai pemanis, tetapi juga menggambarkan sejarah, budaya, dan kreativitas kuliner Nusantara.
Gail Borden, seorang inovator yang prihatin dengan tingginya angka kematian bayi akibat konsumsi susu segar yang mudah terkontaminasi, menciptakan solusi yang revolusioner.
BACA JUGA:Jangan Makan Daging dan Susu Bersamaan Kalau Gak Mau Kolesterol Kamu Naik!
BACA JUGA:Belum Familiar ! Temukan Manfaat Susu Kambing Untuk Kesehatan Wajah
Dengan menggunakan proses pemanasan dan penguapan yang teliti, Borden berhasil menghasilkan produk susu yang lebih tahan lama dan aman untuk dikonsumsi.
Proses ini melibatkan pemanasan susu pada suhu tinggi untuk menghilangkan bakteri, lalu menguapkan sebagian besar kandungan airnya.
Hasil akhirnya adalah susu yang lebih kental, manis, dan lebih awet, yang kini kita kenal sebagai susu kental manis.
Inovasi ini, yang dipatenkan pada 1856, tidak hanya menjawab masalah keamanan pangan di masa itu, tetapi juga menandai kemajuan penting dalam industri pengolahan susu global.
BACA JUGA:143.624 Susu Pemilihan Gubernur dan Wagub Sudah Distribusikan
BACA JUGA:Bisa Bantu Jaga Berat Badan, Inilah 6 Camilan Sehat untuk Diet di Kantor, Apa Aja?
Susu kental manis pertama kali tiba di Indonesia pada tahun 1873, dibawa oleh pemerintah kolonial Belanda.
Awalnya, produk ini hanya dikonsumsi oleh tentara dan pejabat Belanda yang menjadikannya bagian dari logistik mereka.
Setelah tahun 1922, popularitasnya meningkat pesat dan menyebar ke berbagai kalangan.