RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pengobatan adalah elemen penting yang memungkinkan manusia bisa bertahan hidup hingga saat ini.
Sejak zaman dahulu, manusia selalu mencari cara terbaik untuk menjaga kesehatan.
Bahkan saat ini, manusia terus berupaya menemukan metode paling efektif untuk terbebas dari penyakit.
Salah satu contohnya adalah praktik akupunktur, yang merupakan bagian dari pengobatan tradisional.
BACA JUGA:Menjaga Tradisi Budaya Suku Dayak Tomun
BACA JUGA:Sedekah Bumi, Tradisi Rasa Syukur dan Pererat Silaturahmi
Jika ditelusuri, sejarah akupunktur diperkirakan telah ada sejak sekitar 6.000 tahun yang lalu.
Alat yang digunakan dalam pengobatan akupunktur pada masa lampau bukanlah jarum, melainkan peralatan sederhana yang terbuat dari batu tajam dan tulang.
Meskipun tidak ada catatan tertulis langsung mengenai akupunktur, terdapat artefak yang menggambarkan pentingnya titik-titik tertentu di tubuh untuk distimulasi.
Dokumen tertua yang mengungkapkan konsep dasar akupunktur adalah The Yellow Emperor’s Classic of Internal Medicine, yang diperkirakan disusun sekitar tahun 100 SM.
BACA JUGA:Pinang Indonesia, dari Tradisi Kunyah hingga Ekspor Bernilai Triliunan
BACA JUGA:Tradisi Sedekah Laut di Desa Nelayan Belum Masuk Even Resmi Daerah
Dalam teks ini, terdapat dialog antara Kaisar Kuning dan penasihatnya, Chhi-Po, yang membahas berbagai aspek kesehatan, termasuk sistem meridian, yaitu jalur di mana energi (qi) mengalir.
Buku ini memberikan penjelasan mendalam tentang cara kerja qi dan bagaimana akupunktur dapat memengaruhi aliran energi tersebut.
Dalam akupunktur, diyakini bahwa kesehatan seseorang bergantung pada keseimbangan aliran qi dalam tubuh.