BENGKULU RU – Wabah penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) yang menyerang hewan ternak masyarakat, khususnya jenis sapi dan kerbai kian merebak.
Terbukti, hingga hari ini jumlah hewan ternak yang terjangkit penyakit tersebut masih terus bertambah, dan terakhir sudah tercatat sekitar 950 ekor.
Kepala Dinas (Kadis) Peternakan dan Kesehatan Hewan (Nakeswan) Provinsi Bengkulu, M. Syarkawi mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima pihaknya, sampai dengan saat ini hewan ternak yang terjangkit penyakit SE masih terus bertambah.
"Sesuai dengan laporan yang kita terima, saat ini sudah mencapai 950 ekor. Padahal sebelumnya masih diangka 800san ekor," ungkap Syarkawi, Jum'at 08 November 2024.
BACA JUGA:2 Bulan Terakhir, 865 Ekor Hewan Ternak Terpapar Penyakit Ngorok
BACA JUGA:Sapi Mati Dicurigai Jembrana, Puskeswan Lakukan Langkah Ini
Menurut Syarkawi, untuk sebaran penyakit SE sendiri, sejauh ini masih yang paling banyak itu berada di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur.
"Juga ada di Kepahiang, namun baru satu kasus yang ditemukan. Meskipun demikian kita tetap melakukan berbagai upaya pencegahan, diantaranya dengan mengawasi secara ketat pendistribusian hewan ternak," kata Syarkawi.
Kemudian, lanjut Syarkawi, memberikan vaksin terhadap hewan ternak. Baru-baru ini pihaknya kembali menyalurkan bantuan vaksin sekitar 3 ribu dosis, yang merupakan bantuan dari pusat.
"Vaksin ini juga kita peroleh dari bantuan sejumlah perusahaan, yang diberikan dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR)," ujar Syarkawi.
BACA JUGA:2 Bulan Terakhir, 865 Ekor Hewan Ternak Terpapar Penyakit Ngorok
BACA JUGA:Sapi Mati Dicurigai Jembrana, Puskeswan Lakukan Langkah Ini
Syarkawi menambahkan, hanya saja tidak bisa dipungkiri pihaknya, jika ketersediaan vaksin untuk mencegah penularan penyakit SE masih sangat terbatas.
"Kita sebelumnya sudah membicarakan persoalan ini kepada Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu. Dengan harapan, pengadaan untuk vaksin ini dapat dianggarkan. Sehingga nantinya serangan penyakit SE bisa ditekan," harap Syarkawi.
Lebih lanjut Syarkawi menyampaikan, dampak serangan penyakit SE ini, tentunya sangat dirasakan para peternak. Karena mengakibatkan harga hewan ternak menjadi turun drastis.