Kejadian serupa juga terjadi di sebuah sekolah dasar di Situbondo, Jawa Timur. Dengan penyebaran yang meluas dari kelas 1 hingga kelas 6, sebanyak 50 siswa dan guru terpaksa menjalani pembelajaran daring selama sepekan. Ini merupakan langkah antisipasi penting yang diambil demi mengendalikan wabah dan mengurangi risiko bagi siswa lain yang mungkin belum terpapar.
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia dari Manfaat Belerang untuk Kesehatan Kulit
Upaya Mitigasi Wabah Cacar Air
Menanggapi lonjakan kasus di kalangan pelajar ini, Aji Muhawarman menjelaskan bahwa pihaknya kini memperketat pemantauan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit. Setiap fasyankes diminta untuk aktif melaporkan setiap temuan baru melalui sistem aplikasi SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini & Respons), baik melalui Event Based Surveillance (EBS) maupun Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC). Langkah ini memungkinkan deteksi dini sehingga tindakan cepat bisa diambil untuk menekan potensi lonjakan kasus lebih luas.
Tidak hanya itu, Kemenkes juga memberikan imbauan kepada masyarakat luas agar meningkatkan kewaspadaan melalui penerapan kebiasaan-kebiasaan sehat. Salah satu langkah utama yang disarankan adalah mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air mengalir, serta menghindari berbagi peralatan makan atau mandi dengan penderita. Kemenkes menegaskan, bagi siswa yang menunjukkan gejala cacar air atau gondongan, isolasi mandiri menjadi langkah yang sangat penting untuk mencegah penularan di lingkungan sekolah maupun keluarga.
BACA JUGA:Wajib Tau, Ini Beberapa Pantangan Yang Perlu Dihindari, Bila Terkena Penyakit Cacar Air
BACA JUGA:Waspada! Kasus Cacar Monyet Melonjak, Kenali Penyebab dan Gejalanya
Penerapan langkah-langkah pencegahan di sekolah menjadi fokus utama pemerintah daerah dan sekolah-sekolah yang telah terdampak. Isolasi mandiri bagi siswa yang menunjukkan gejala dan pembelajaran jarak jauh sementara waktu merupakan tindakan penting guna melindungi pelajar lain yang sehat.
Menurut Aji, langkah ini harus dibarengi dengan edukasi tentang kebiasaan hidup sehat dan penerapan etika batuk, seperti menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk, guna mengurangi penyebaran virus di lingkungan yang padat.
Dalam perspektif yang lebih luas, pendekatan proaktif Kemenkes ini merupakan cerminan dari pengalaman yang diambil dari penanganan pandemi Covid-19. Pemerintah berharap agar masyarakat dan pihak sekolah terus bekerja sama, terutama dalam menerapkan langkah-langkah pencegahan sejak dini. Di sisi lain, pihak sekolah diharapkan untuk menyediakan fasilitas cuci tangan dan mengedukasi siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan, terutama di masa-masa ketika wabah penyakit menular sedang marak.
BACA JUGA:Kenali Penyebab Terjangkitnya Cacar Air Pada Tubuh Serta Cara Mengatasinya
BACA JUGA:Waspada Cacar Monyet di Indonesia: Gejala, Penyebaran, dan Upaya Penanganan
Kasus cacar air yang merebak ini tidak hanya menjadi peringatan tentang pentingnya kebersihan diri, namun juga menggambarkan betapa pentingnya langkah responsif untuk mengatasi tantangan kesehatan di kalangan pelajar. Melalui kolaborasi antara Kemenkes, Dinkes, dan lembaga pendidikan, diharapkan tercipta kondisi yang aman bagi anak-anak untuk belajar, tanpa mengorbankan kesehatan mereka.
Pemerintah terus mengawasi dan memberikan dukungan pada upaya pencegahan penyakit di lingkungan pendidikan, sebuah langkah yang tidak hanya berdampak pada kondisi kesehatan jangka pendek, namun juga pada masa depan kesehatan generasi muda Indonesia. Dengan sinergi yang kuat antara semua pihak, penanganan wabah seperti cacar air ini diharapkan menjadi lebih efektif, memberikan rasa aman bagi seluruh masyarakat. Upaya ini menekankan pentingnya kewaspadaan yang tidak hanya berfokus pada tindakan saat wabah terjadi, tetapi juga pada penerapan kebiasaan hidup sehat di sekolah dan rumah. (**)
Sumber Indonesia.go.id