Industri Rotan Butuh Revitalisasi

Minggu 27 Oct 2024 - 21:48 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

Selain masalah bahan baku, industri rotan di Indonesia menghadapi beberapa tantangan lainnya yang perlu segera diatasi untuk mempertahankan keberlanjutan dan daya saing di pasar global.

BACA JUGA:Prospek Obat Bahan Alam, Momentum Emas Industri Hijau Indonesia

BACA JUGA:Potensi Besar Industri Halal, Penopang Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Program Prioritas

 Berkaitan dengan itu, Kemenperin juga telah menetapkan indutri rotan sebagai salah satu program prioritas demi mengembalikan kejayaan industri tersebut.

Seperti pernah disampaikan Dirjen Industri Agro Putu Juli Ardika, Kemenperin siap mendorong terwujudnya jaminan ketersediaan bahan baku rotan siap pakai untuk industri furnitur dan kerajinan.

“Kami mengembangkan pusat logistik bahan baku kayu dan rotan khususnya di kawasan industri furnitur dan kerajinan seperti di Jawa Barat (Cirebon), Jawa Tengah (Jepara, Solo, Semarang) dan Jawa Timur (Surabaya, Pasuruan) serta di wilayah sumber bahan baku seperti di Palu dan Katingan serta wilayah Sumatra,” tuturnya.

Dukungan terhadap pasokan bahan baku itu merupakan afirmasi pemerintah terhadap pelaku industri yang membutuhkan kebijakan dan regulasi yang efektif, berupa perlindungan bagi bagi produsen lokal. Tujuannnya, mendukung industri pengolahan rotan di dalam negeri.

BACA JUGA:Tantangan dan Peluang bagi Industri Lokal terhadap Impor Bahan Baku

BACA JUGA:Menyongsong Masa Depan Transportasi Ramah Lingkungan, Dengan Industri Kendaraan Berbasis Listrik

Tidak itu saja, pengumpulan rotan secara tradisional seringkali dilakukan secara berlebihan, tanpa memperhatikan dampaknya terhadap ekosistem hutan. Alhasil, itu berpotensi merusak lingkungan dan mengurangi ketersediaan rotan di alam.

 

Lebih Berkelanjutan

Oleh karena itu, diperlukan metode pengumpulan yang lebih berkelanjutan, yang melibatkan partisipasi masyarakat lokal dan memperhatikan kelestarian hutan.

Selain itu, dalam proses pengolahan rotan, beberapa industri masih menggunakan bahan dye atau pewarna yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan pekerja.

BACA JUGA:Babak Baru Industri Tembaga Indonesia, Menjadi Tonggak Hilirisasi

BACA JUGA:Inilah Empat Jurus Pemulihan Industri Tekstil Nasional

Terkait itu, industri rotan Indonesia perlu berinovasi dengan mencari alternatif pewarna yang lebih aman dan ramah lingkungan, guna mendukung produksi yang lebih berkelanjutan.

Kategori :