ARGA MAKMUR RU - Penyakit kelamin menular, Jum'at (1/12) pagi, ratusan napi di Lapas Kelas II B Arga Makmur menjalani uji paparan penyakit yang lazimnya dipengaruhi oleh prilaku seks bebas.
Kepala Lapas, Irwan, membenarkan adanya kegiatan skrining terhadap warga binannya. Kemudian ia menjelas, saat ini lapas overkapasitas itu, tengah dihuni 509 orang, terdiri dari 413 orang narapidana dan 96 orang tahanan. "150 wargabinaan yang belum pernah mengikuti skrining dengan metode uji sampel darah," kata Kalapas, kemarin. Dijelaskan Kalapas, skrining yang dilakukan untuk mendeteksi paparan penyakit mulai dari Infeksi Menular Seksual (IMS) hingga Hepatitis. Bersih-bersih penyakit "khas" lapas sekaligus dalam rangka Hari HIV-AIDS Sedunia. Kegiatannya, terus dia, melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara dan Puskesmas Perumnas Arga Makmur. Proses skrining, terangnya lagi, dipimpin langsung Penanggungjawab Program HIV kabupaten; Evi Susrini. BACA JUGA:Bupati Heran, Penurunan Angka Kemiskinan Belum Mencapai Target "Skrining dilakukan melalui sampel darah dari ujung jari WBP yang akan diperiksa," terang Evi dibenarkan Kalapas. Ditambahkannya, lacak dini yang dilakukan sebagai upaya mengetahui kondisi kesehatan WBP dan mendeteksi dini penyakit IMS dan HIV-AIDS. Manakala ditemukan kasus yang menjadi obyek skrining, kata dia, dapat langsung disikapi dengan segera ditangani, diobati untuk mencegah penularan di dalam Lapas. Dirinya pun mengapresiasi sinergi yang sudah terjalin selama ini dengan daerah. Turut pula disampaikan, sebelum pelaksanaan skrining ini, pihaknya juga melakukan rapat koordinasi dan penguatan terkait pengendalian HIV-AIDS bagi tahanan dan WBP sebanyak 2.914 orang di wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Bengkulu. "Antisipasi penyakit menular semacam ini, sangatlah penting dilakukan. Terlebih di tengah kuantitas tindak pidana yang terjadi, berimbas pada tingkat hunian di lapas serta dapat mempengaruhi kualitas gangguan kamtibmas," tegasnya. Turut menambahkan, Kasi BinadikGiatja, Afzel Fismar didampingi Kasubsi Perawatan, Mona Jetrika Purba, bilang skrining ini dapat mendeteksi dini sehingga dapat dilakukan langkah-langkah penanganan dengan segera untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan metode skrinning Rapid Test HIV dan Rapid Test Sifilis yang akurat dan mudah digunakan. "Semuanya dinyatakan negatif HIV dan sifilis," terangnya memungkas. (bep)
Kategori :