RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Program makan siang gratis pelajar, bakal menjadi hal yang paling dinanti publik begitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumingraka dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden, 20 Oktober 2024 sebagai legitimasi hasil Pemilu 2024.
Konon, program yang mau tak mau harus direalisasikan rezim Prabowo-Gibran lantaran menjadi salah satu kampanye saat pencalonanya ini, nantinya bakal membutuhkan setidaknya puluhan juta butir telur setiap harinya.
Melihat persiapan kick off program makan siang gratis yang diproyeksikan menyedot anggaran triliunan rupiah ini, bakal menciptakan hukum pasar.
Dimana, pasokan telur di dalam negeri yang selama ini digunakan untuk industri dan masyarakat. Segera akan menjadi bahan penyuplai utama program makan siang gratis pelajar.
BACA JUGA:Pembangunan Infrastruktur Indonesia Capai Lonjakan Signifikan Menuju Visi 2045
BACA JUGA:Konflik Timur-Tengah, Rentan Picu Lonjakan Harga BBM
Bukan hanya telur yang potensial bakal menjadi komoditi yang bakal dicari di seluruh daerah. Sumber protein nabati lainnya yang akan terkait adalah seperti daging ayam hingga ikan serta komoditi lainnya di sektor sayur mayur hingga buah-buahan.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Ratu Samban, Salamun Haris, menyampaikan sudah menjadi kepastian, setiap program strategis pusat, akan memberikan rembetan implikasi positif dan negatifnya di daerah.
Meski begitu, Salamun meyakini, rezim pemerintahan yang baru telah memiliki mitigasi yang komprehensif. Pasalnya, lanjut dia, penyelenggaraannya akan dilakukan pada seluruh wilayah di tanah air.
"Karena program ini, memiliki visi utama yakni pembangunan dan politik pada awal pemerintahan. Maka sangat diyakini, pasti pemerintah telah melakukan mitigasi secara maksimal," Salamun, menganalisa.
BACA JUGA: Skuad Garuda, Tim dengan Lonjakan Peringkat Tertinggi Dunia
BACA JUGA:Antisipasi Lonjakan Pemudik Lebaran 2024
Sebagai program strategis oleh pemerintahan baru, rembet ikutan lainnya yang dapat diprediksi pada program makan siang gratis pelajar, lanjut dia, adalah keberadaan pasokan komoditi primer.
Catatan RU, beberapa komoditi seperti bawang merah, bawang putih, telur, minyak goreng hingga beras, menjadi komoditi yang paling rentan memantik inflasi.
Dosen yang mengampu mata kuliah Kebijakan Publik ini meyakini, pra pelaksanaan program ini terlebih dahulu dilakukan konsolidasi nasional yang melibatkan lintas pemerintah, pusat hingga daerah.