Titel Kedua Indonesia di Piala Suhandinata

Selasa 15 Oct 2024 - 21:07 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Bulu tangkis menjadi salah satu cabang olahraga yang digemari penduduk Indonesia. Hampir di tiap kecamatan bisa ditemui tempat berlatih bulu tangkis berbentuk gelanggang olahraga (GOR).

Dalam catatan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), ada sekitar 79.793 atlet dari berbagai kelompok usia mulai 9 tahun hingga dewasa yang bergabung pada 4.370 klub.

Secara berkala PBSI sebagai induk organisasi bulu tangkis di tanah air menggelar berbagai kejuaraan terutama kelompok umur remaja untuk menjaring atlet-atlet muda berbakat yang dipersiapkan sebagai pemain nasional Indonesia masa depan.

Ketika lolos sebagai pemain muda nasional dan menghuni Pelatnas Bulu Tangkis Indonesia (PBI) di Kawasan Cipayung, Jakarta Timur, atlet-atlet junior ini dipersiapkan untuk dikirim ke berbagai turnamen internasional yang diadakan oleh induk organisasi bulu tangkis dunia, Badminton World Federation (BWF).

BACA JUGA:Jago Bulutangkis? PB Djarum Buka Beasiswa.

BACA JUGA:RT di Desa Suka Medan Rebut Piala Bergilir Berupa Emas dari Desa

Sepanjang tahun, BWF rutin menggelar lebih dari 100 turnamen junior di lima benua termasuk kejuaraan bersifat regional seperti Kejuaraan Junior Asia dan lain sebagainya. Turnamen-turnamen tersebut menjadi seleksi bagi berbagai negara dalam memilih pemain-pemain muda terbaik mereka untuk turun pada Kejuaraan Dunia Beregu Campuran Junior BWF.

Kejuaraan Dunia Beregu Campuran Junior itu juga dikenal sebagai Piala Suhandinata dan pesertanya adalah atlet-atlet bulu tangkis masa depan berusia di bawah 19 tahun.

Ini adalah satu dari empat piala resmi BWF yang diperebutkan oleh banyak negara selain Piala Thomas sebagai lambang supremasi kejuaraan dunia bulu tangkis beregu putra dan Piala Uber bagi sektor putri. Selain itu, masih ada Piala Sudirman yang diperebutkan pada kejuaraan dunia beregu campuran.

Piala Suhandinata diambil dari nama tokoh bulu tangkis dunia asal Indonesia, Suharso Suhandinata, yang bersama Dick Sudirman, asal nama Piala Sudirman, dikenal sebagai diplomat bulu tangkis yang ulung. Mengutip website BWF, Suharso Suhandinata dan Dick Sudirman adalah dua sosok yang berhasil menyatukan dua induk bulu tangkis dunia pada 1981, yakni International Badminton Federation (IBF) dan World Badminton Federation (WBF).

BACA JUGA:Ada Tiga Cara Indonesia Bisa Lolos Piala Dunia 2026, Begini Skenarionya

BACA JUGA:Dua Syarat Agar Timnas Indonesia Lolos Ronde Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026

Adanya dualisme induk organisasi bulu tangkis dunia tersebut tak lepas dari persoalan politik bilateral yang dihadapi oleh beberapa negara anggotanya. Suhandinata dan Sudirman kemudian menyatukan kedua organsasi tadi menjadi IBF, sebelum kemudian diubah lagi menjadi WBF pada 24 September 2006.

Piala Suhandinata digelar pertama kali pada 1992 di Jakarta dan dimenangkan oleh Indonesia. Sejak 24 kali diadakan--kecuali 2020 dan 2021 karena dunia dilingkupi oleh pandemi Covid-19--Indonesia telah dua kali membawa pulang piala serta empat kali menjadi finalis yakni pada 2013, 2014, 2015, dan 2023.

Pencapaian itu tentu tak adil jika disandingkan dengan torehan Indonesia pada Piala Thomas karena telah 14 kali menjadi juara termasuk pada 2020. Setidaknya masih lebih baik dari pergulatan di Piala Sudirman, tatkala skuad Merah Putih baru sekali memboyongnya yakni sewaktu digelar perdana di Jakarta pada 1989.

Kedua Kali

Kategori :