RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Indonesia berada di wilayah yang unik sekaligus berbahaya: terletak di titik pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, menjadikannya rentan terhadap gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi.
Ancaman megathrust, salah satu potensi gempa dahsyat, juga mengintai, menempatkan negeri ini di jalur cincin api Pasifik. Namun, di balik risiko besar ini, ada harapan melalui inovasi teknologi mitigasi bencana.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memperkenalkan terobosan penting dengan Sistem Penyebaran Informasi Kebencanaan (DPIS) dan Early Warning System (EWS) TV Digital.
Indonesia adalah negara yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik.
BACA JUGA:Jalan Evakuasi Bencana Menuju BLK Bakal Dihotmik
BACA JUGA:Stok Logistik Bencana Dipastikan Cukup Hingga Akhir Tahun 2024
Setiap lempeng ini terus bergerak, menghasilkan tekanan dan energi yang sewaktu-waktu dapat melepaskan diri dalam bentuk gempa bumi besar atau yang dikenal dengan istilah gempa megathrust. Letusan gunung berapi dan tsunami yang mematikan juga seringkali menjadi akibat dari aktivitas tektonik tersebut.
Lempeng Eurasia bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan 0 hingga 3 cm per tahun, melewati Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatra.
Sementara itu, Lempeng Indo-Australia melaju ke arah barat dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun, bergerak di bawah Pulau Maluku, Sulawesi, dan Papua. Lempeng Pasifik, yang bergerak dari timur ke tenggara dengan kecepatan serupa, juga menciptakan risiko tambahan bagi wilayah Indonesia yang terletak di jalur Cincin Api Pasifik. Semua ini menjadikan Indonesia salah satu negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia.
Teknologi Peringatan Dini: Sebuah Harapan
Melihat kondisi geografis tersebut, mitigasi bencana menjadi prioritas. Di tengah ancaman yang terus membayangi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengambil langkah besar dengan meluncurkan Sistem Penyebaran Informasi Kebencanaan (DPIS) dan Early Warning System (EWS) melalui TV Digital.
BACA JUGA:Draf Dokumen Kontijensi Bencana Gempa dan Tsunami Ditarget Tuntas September Ini
BACA JUGA:Enggano Perlu jadi Basis Simulasi Bencana Daerah
Sistem ini diresmikan pada 23 September 2024 di Bali, sebagai bagian dari upaya untuk meminimalkan dampak bencana bagi masyarakat.
Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi menekankan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci dalam menghadapi ancaman megathrust dan berbagai bencana lainnya.
Dengan kecepatan dan akurasi penyebaran informasi bencana melalui DPIS dan EWS TV Digital, masyarakat diharapkan dapat menerima informasi bencana secara real-time dan merespons dengan cepat.