Hasil Survei : Meski Kondisi Sulit, Masyarakat Indonesia Tetap Hobi Beramal
Ilustrasi--
RADAR UTARA - Hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Illuminate Asia, sebuah perusahaan riset pasar. Menunjukan lebih dari separuh (57 persen) orang Indonesia percaya perekonomian negara menuju ke arah yang benar. Data ini dikutip Rabu, 6 September 2023.
Dari 26 negara yang disurvei, Indonesia menempati peringkat keempat di bawah Belanda, Swiss, dan India. Survei ini merupakan bagian dari survei global yang dilakukan oleh Independent Research Institute Network (IRIS), sebuah asosiasi perusahaan riset pemasaran global.
Terlepas dari pandangan optimis, tidak dapat disangkal bahwa masyarakat saat ini tengah merasakan situasi lebih sulit daripada masa pra-pandemi. Country Head Illuminate Asia Haris Rahmanto menyatakan. Studi ini juga menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden Indonesia (53 persen) mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari dibandingkan tahun lalu.
Namun, lanjut Haris, berbeda dengan mayoritas responden global (73 persen), jumlah responden Indonesia yang kesulitan. Untuk membeli kebutuhan pokok jauh lebih rendah (53 persen).
Selain itu, 45 persen masyarakat Indonesia merasa bahwa masalah ekonomi dunia saat ini akan memunculkan potensi resesi dalam beberapa bulan mendatang. Dengan sikap yang terpolarisasi apakah ekonomi Indonesia tumbuh lebih kuat atau lebih lemah.
Untuk menghadapi kesulitan ekonomi, responden Indonesia memilih untuk memotong beberapa pengeluaran sehari-hari untuk menghadapi situasi ekonomi saat ini. Sejalan dengan rata-rata responden global, sebagian besar orang Indonesia (81 persen) memilih untuk mengurangi pengeluaran untuk pakaian.
Survey ini juga mengungkap bahwa 75 persen masyarakat mengurangi aktivitas makan di luar rumah. 47 persen mengurangi pengeluaran rutin untuk makanan dan 31 persen pernah mengalami keterlambatan dalam membayar cicilan atau sewa rumah.
Menariknya, meski dalam kondisi kesulitan ekonomi namun orang Indonesia tetap tidak mengurangi pengeluaran untuk kegiatan beramal. Tentu ini membuktikan sikap kedermawanan orang Indonesia tidak diragukan lagi.
Dibandingkan dengan rata-rata global (48 persen), hanya seperempat (25 persen) orang Indonesia yang mempertimbangkan untuk mengurangi pemberian amal. (*)