Cerita Pilu di Balik Keuntungan J*di Online, Beli Hp Rusak, Beli Motor Dijual Lagi Obati Istri Masuk Rumah Sak
ilustrasi-Radar Utara/Redaksi-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Praktik j*di online, tengah menjadi persoalan sosial di tengah era digital.
Praktik perj*dian, kian saja bersalin rupa alih-alih diawali dengan sebuah permainan yang mudah diakses via gawai.
Tak jarang, temu beberapa manusia saat ini tidak lagi bersuara. Justru lebih sering molongok smartphone masing-masing. Ketimbang bicara tatap muka.
J*di sudah jelas merupakan satu hal yang dilarang agama. Tolok ukurnya adalah ketidakjelasan pola, skema atau sistem. Tanpa kepastian inilah yang menjadi dasar, kemudian prilaku sosial ini dilarang, termasuk oleh hukum positif.
BACA JUGA:SMKN 2 Bengkulu Utara Bersama Honda Dalam Program Pengembangan Kompetensi Siswa
BACA JUGA: Pemkab Mukomuko Salurkan Donasi Warga Untuk Korban Bencana Alam di Sumbar
Seorang penggemar permainan gandrung di smartphone, menceritakan apa saja yang dihasilkannya dan apa saja yang kemudian ditemuinya, kalau pun seolah mendapatkan keuntungan dalam sebuah permainan.
Pegawai non ASN ini, mencerita awal mulanya dia kenal sebuah permainan j*di ini, lantaran pekerjaannya yang relatif tidak sebuk, sehingga fokusnya beralih pada ponselnya saja.
Kenallah dia dengan sebuah permainan j*di yang kini lazim dijumpa pada setiap gawai. Permainan itu, kata dia, sempat membawanya dalam sebuah kemenangan bernilai jutaan rupiah.
Bagaimana tidak kepincut? putaran yang dimainkannya saat itu, ceritanya, baru dipermainkan kurang dari 3 jam.
Secara tidak sadar, pekerjannya sebagai di satuan keamanan pun tetap berjalan. Tidak sampai menyebabkan kendala.
BACA JUGA:Jangan Dianggap Sepele! Ini 11 Manfaat Konsumsi Kopi Hitam Tanpa Gula Bagi Kesehatan
"Kan bisa ditinggal, sewaktu kita melakukan sesuatu. Karena permainan ini kan seperti sistem. Ya putaran setan," jelasnya, dalam kelakar sembari mengedukasi bahwa j*di tetaplah j*di. Haram. Tidak berkah.