Pemerintah Tindak Tegas Akun Penyebar Hoax, 3 Cara Ini Akan Diterapkan
--Hoax
RADAR UTARA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Akan melakukan tindakan tegas terhadap akun-akun yang menyebar informasi bohong atau hoaxs.
"Jika informasi yang disebarkan sudah pasti itu hoaks maka kami akan minta platform untuk menurunkan kontennya," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo, Usman Kansong, di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Pihaknya juga menambahkan, jika pemerintah mendapatkan akun penyebar hoaxs maka kemudian akan melakukan identifikasi akun penyebar konten tersebut. Jika akun itu diidentifikasi, memang suka dan dengan sengaja menyebarkan berita bohong atau ujaran kebencian maka pemerintah akan meminta platform media sosial.
Untuk memblokir akun dimaksud. Kebijakan tersebut juga akan berlaku bagi para buzzer dan influencer yang kerap menyebar berita bohong.
Pihaknya juga mencontohkan, jika belakangan ini banyak muncul ajakan boikot produk tertentu seiring adanya konflik di Palestina-Israel yang sedang memanas. Dimana ditengah kondisi tersebut ada beberapa pihak yang dengan sengaja menyebar hoaks bahwa produk tertentu terafiliasi dengan Israel.
Padahal, produk dimaksud merupakan hasil produksi anak bangsa. Ajakan boikot tersebut disertai dengan saran untuk membeli produk lain yang merupakan kompetitor. Ajakan boikot seperti ini biasanya akan mereda saat eskalasi konflik menurun.
BACA JUGA:Waw..490.000 Ton Pupuk Indonesia di Ekspor ke Kamboja
Oleh karena itu, Pemerintah saat ini akan menerapkan tiga mekanisme pemantauan. Pertama, dengan menggunakan kecerdasan buatan yang disebut automatic identification system (AIS) untuk mencari informasi bohong yang ada di media sosial atau dunia maya lain secara otomatis.
Kedua, patroli siber menggunakan sumber daya manusia yang bekerja secara tim dan dibagi dalam tiga shift secara bergantian selama 24 jam memantau media sosial. Ketiga, adalah laporan masyarakat.
"Jadi dengan tiga mekanisme itu kami akan identifikasi dan pelajari, kalau memang fix hoaks atau ujaran kebencian kami maka kami akan minta platform untuk menurunkannya,” tandasnya. (red)