Pemerintah Atur Strategi Tekan Emisi dari Sumber Energi Bersih

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi-esdm.go.id -

"Tantangan kedua adalah bagaimana menghadirkan lebih banyak EBT untuk menggantikan bahan bakar fosil dan untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan yang diperkirakan sekitar 4% per tahun," imbuh Eniya.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan itu, pemerintah telah menetapkan rencana untuk pengembangan 367 gigawatt (GW) pembangkit listrik EBT pada tahun 2060.

Kapasitas PLTS akan menjadi 115 GW, pembangkit listrik terbesar, diikuti oleh PLTA (46 GW), PLT Amonia (41 GW), dan PLTB (37 GW).

Selain itu, tidak ada tambahan pembangkit listrik batu bara setelah tahun 2030, kecuali yang sedang dalam tahap konstruksi.

Dengan transformasi sistem energi yang didominasi oleh energi terbarukan, terutama tenaga surya dan angin, Eniya menyebutkan bahwa akan muncul tantangan dalam hal stabilitas jaringan. Untuk mengelola berbagai energi terbarukan dalam jumlah besar di sektor listrik secara efektif, sumber teknologi yang menyediakan fleksibilitas perlu dipersiapkan.

BACA JUGA:Percepat Transisi, Indonesia Dorong Perluasan Akses Energi Bersih

BACA JUGA:Energi Bersih, Ketersediaan Pangan Terselamatkan

Perencanaan ini, kata Eniya, akan mencakup peninjauan kembali sistem pembangkit listrik hingga transmisi dan distribusi, termasuk penyimpanan energi (baik listrik maupun termal) dan berbagai tingkatan respons permintaan.

"Untuk itu, penyimpanan energi sangat penting untuk mendukung implementasi transisi energi. Penyimpanan energi dapat meningkatkan fleksibilitas sistem tenaga listrik dan memfasilitasi dekarbonisasi melalui energi terbarukan. Ada banyak pilihan teknologi penyimpanan energi, seperti baterai, pump storage, dan hidrogen hijau," imbuhnya.

Meski memiliki prospek yang besar, Eniya mengakui bahwa keberhasilan implementasi penyimpanan energi masih bergantung pada beberapa faktor, seperti tingginya biaya baterai, kerangka kebijakan yang mendukung, kemampuan industri dalam negeri, serta pengelolaan rantai nilai lokal dan limbah.

BACA JUGA:Indonesia Siap Pensiunkan PLTU Batu Bara: Tantangan dan Peluang Menuju Energi Bersih

BACA JUGA:4 PLTS Terbengkalai, Negara Dituding Setengah Hati Pada Energi Bersih

"Akan tetapi, kita tentu sadar bahwa Indonesia memiliki banyak potensi untuk mengembangkan rantai nilai penyimpanan energi yang lebih baik secara nasional. Sumber daya mineral yang melimpah serta permintaan yang terus meningkat akan mendorong pasar penyimpanan energi di masa depan," pungkas Eniya.  (**)

 

Sumber esdm.go.id

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan