Banner Dempo - kenedi

Pentingnya Angkatan Siber dalam Era Military IoT

Angkatan Siber akan dibentuk ditujukan untuk memperkuat matra yang sudah ada, yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. -DISPENAD-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Saat ini, perkembangan sektor pertahanan negara di ranah global kian menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Di sejumlah negara, masalah pertahanan bahkan telah berada di titik nadir.

Di sejumlah negara di Timur Tengah dan juga Eropa. Peperangan berlangsung secara terbuka dan mengancam keselamatan warga-warga negara di seluruh kawasan konflik tersebut.

Bahkan sudah tidak lagi menjadi percakapan tabu terkait ancaman perang dunia. Dalam konteks itulah, tentu sebagai sebuah negara Indonesia senantiasa harus juga bersiap untuk menghadapinya.

Terlebih, saat ini, dunia diketahui telah memasuki era military internet of things (MIoT) atau the battlespace internet of things (BioT). Di mana pada era itu, operasi militer sangat mungkin untuk bisa dikendalikan dari jarak yang sangat jauh, dengan cepat, tepat, dan akurat.

BACA JUGA:Wasrik Tim Itjen TNI, Perkuat Integritas dan Kinerja Korem 041/Gamas

BACA JUGA:TMMD Reguler ke-121, Peran TNI Akselerasi Percepatan Pembangunan Daerah

Itulah sebabnya, dalam pidato pengantar Sidang Bersama DPR dan DPD RI, pada Jumat (16/8/2024), Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia Bambang Soesatyo mengingatkan perlunya Pemerintah Indonesia mempersiapkan pembentukan matra keempat Tentara Nasional Indonesia (TNI). Yakni, dengan menghadirkan angkatan siber.

“Menghadirkan angkatan siber ditujukan untuk memperkuat matra yang sudah ada, yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. Itu penting mengingat posisi geopolitik Indonesia sangat rawan,” katanya di Kompleks MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta.

Kerawanan itu ada, menurut Bambang, lantaran Indonesia berhadapan langsung dengan trisula negara persemakmuran Inggris, yakni Malaysia, Singapura, dan Australia. Yang, sambung dia, tergabung dalam five power defense arrangement, bersama dengan Selandia Baru dan Britania Raya.

“Tak hanya itu, Indonesia juga berada dalam arena pertarungan geopolitik antara Rusia-AS-Tiongkok,” katanya.

BACA JUGA:Seleksi Paskibra, TNI-Polri Dikerahkan ke Sekolah

BACA JUGA:TNI/Polri dan ASN, Keamanan dan Netralitas Pilkada 2024

Sebagaimana diketahui, wacana pembentukan TNI Angkatan Siber telah dilontarkan oleh Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto, sejak beberapa waktu lalu. Usulan itu secara rinci disampaikan Andi dalam Seminar Nasional Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045 yang digelar di Hotel Borobudur Jakarta, dengan memberikan penekanan bahwa invasi atau penyerangan ke suatu negara tidak lagi selalu melalui armada perang dan persenjataan, melainkan dapat melalui peperangan siber (cyber warfare).

Usulan pembentukan angkatan baru itu terinspirasi dari Singapura yang memiliki digital and intelligence service sebagai angkatan keempat ketentaraan. Menurut Andi, Singapura melakukan itu karena memang ada kebutuhan di sektor pertahanan seiring berkembangnya teknologi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan