Banner Dempo - kenedi

Mendorong Daya Saing Industri Rotan Indonesia di Pasar Global

Kebijakan larangan ekspor rotan mentah yang bertujuan meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri menjadi bumerang bagi pelaku usaha sektor hulu. -ANTARA FOTO/ Dedhez Anggara-

 Lemahnya Daya Saing

Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh industri rotan Indonesia adalah lemahnya daya saing produk baik kerajinan maupun furnitur rotan.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya daya saing ini, antara lain, kesulitan mendapatkan bahan baku berkualitas, kurangnya inovasi desain, tingginya biaya produksi, suku bunga tinggi, dan lemahnya brand image furnitur rotan Indonesia di pasar domestik.

BACA JUGA:MCP Meningkat, Tata Kelola Pemprov Bengkulu Terus Membaik

BACA JUGA:Semarakkan HUT RI ke 79, Dispora Bengkulu Utara Gelar Berbagai Lomba Secara Gratis!!

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, lembaga terkait, dan para pelaku usaha. Beberapa strategi yang dapat diterapkan meliputi, pertama, meningkatkan ketersediaan bahan baku berkualitas. Salah satunya dengan mengembangkan proses produksi di level menengah seperti penggorengan rotan untuk meningkatkan kualitas bahan baku.

Kedua, mendirikan pusat pengembangan dan pelatihan desain untuk meningkatkan inovasi produk. Ketiga, memberikan bantuan kredit dengan suku bunga rendah untuk meringankan beban biaya produksi.

Keempat, memperbaiki infrastruktur untuk mendukung distribusi dan produksi yang lebih efisien. Kelima, menggalakkan penggunaan furnitur rotan dalam negeri dan memperkuat brand image produk rotan Indonesia.

Keenam, membentuk badan yang akan membeli rotan setengah jadi dari petani dan menjualnya kepada industri pengolahan untuk menjembatani sektor hulu dan hilir.

BACA JUGA:MCP Meningkat, Tata Kelola Pemprov Bengkulu Terus Membaik

BACA JUGA:Aset Berharga, Hak Anak Harus Terpenuhi

 Harapan di Tengah Tantangan

Terlepas dari pelbagai permasalahan yang masih dihadapi perajin rotan nasional, pernyataan dari Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga bisa jadi penyemangat agar industri rotan nasional untuk bangkit lagi.

Menurutnya, produk rotan Indonesia sebenarnya memiliki kualitas yang sangat baik dan diminati oleh importir luar negeri, termasuk Jepang. Dia pun mencontohkan importer Kimura Rattan Co Ltd di Osaka, Jepang, telah menjadi pelanggan setia rotan Indonesia selama 49 tahun, dengan nilai impor yang terus meningkat setiap tahunnya.

Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi ekspor produk rotan berkualitas tinggi ke Jepang melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Osaka. Dukungan ini meliputi peningkatan kualitas produk, promosi, dan penyelesaian berbagai kendala yang dihadapi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan