Banner Dempo - kenedi

Destinasi Wisata yang Lahir Dari Cerita Legenda di Nusantara

Pemandangan Kawah Ratu, Gunung Tangkuban Perahu, Jawa Barat. -Shutterstock/Raga Genta-

Menanggapi pinangan tersebut, Roro Jonggrang bersedia menerimanya, namun mengajukan syarat untuk dibuatkan 1.000 candi dalam satu malam. Tidak kehabisan akal, Bandung Bondowoso meminta bantuan kekuatan gaib untuk mewujudkan permintaan tersebut. 

Namun belum lengkap seribu candi dibangunnya, Roro Jonggrang memerintahkan warga untuk menumbuk padi agar ayam jantan berkokok. Hal ini menyebabkan jin yang membantu Bandung Bondowoso pergi sebelum candi terselesaikan. 

Konon, Bandung Bondowoso marah atas kecurangan tersebut dan mengutuk Roro Jonggrang sebagai arca ke-1.000. Terlepas dari cerita legendanya yang menarik, saat ini Candi Prambanan telah dinobatkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, dan jadi salah satu candi Hindu terbesar di Asia Tenggara.

BACA JUGA:Tidak Sekedar Menjadi Hiburan ! Ini Beberapa Manfaat Dari Mendengarkan Musik, Terhadap Kesehatan Tubuh

BACA JUGA:Baru Gajian, Hampir Seribuan ASN Ini Bakal Terima Transferan Lagi

5. Pulau Komodo

Nusa Tenggara Timur Salah satu situs warisan dunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada 1991 ini punya legenda tersendiri. 

Menurut cerita legenda dari masyarakat setempat, komodo sebenarnya merupakan salah satu anak kembar dari seorang putri yang dijuluki sebagai Putri Naga dan suaminya Moja. 

Karena malu memiliki anak berwujud kadal (Ora), ia mengasingkan anak tersebut ke dalam hutan. Namun suatu hari, Gerong; sang saudara kembar Ora, yang berwujud manusia hendak membunuhnya dengan tombak saat berburu ke hutan. 

Ketika hendak menombak, ibu mereka datang dan memberitahu kejadian yang sebenarnya. Sejak saat itu, komodo dan manusia hidup berdampingan layaknya saudara di pulau tersebut. 

BACA JUGA:Menggores Aksara Di Pusara Rumah Ayah

BACA JUGA:Kotak Rahasia Jessy

Itulah 5 destinasi wisata yang lahir dari cerita legenda. Selain menikmati keindahan, berkunjung ke destinasi wisata legenda juga menjadi salah satu cara untuk melestarikan produk budaya lisan Indonesia.

 

Sumber: kemenparekraf.go.id

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan