Museum Unik di Sekitar Danau Toba
Museum Huta Bolon Simanindo di Ambarita, Samosir. -KEMENPAREKRAF-
Misalnya, di dinding luar bangunan museum terdapat aneka ukiran dan ornamen khas rumah Batak yang dikenal sebagai gorga.
Hanya ada tiga warna utama di ornamen gorga yakni merah, putih, dan hitam karena sejak dulu masyarakat Batak meyakini warna-warna tadi sebagai simbol spiritual.
Pintu masuknya mempunyai desain rendah dan bagian atapnya dibuat lebih tinggi di bagian depan dibandingkan belakang bangunan museum.
BACA JUGA:Udah Tau Belom, Kalo Shopee Bisa Minjem Duit Sampe 50 Juta. Caranya Super Simpel
BACA JUGA:Sudah Dipercayai Sejak Dulu, Ternyata Sambiloto Mengandung Banyak Manfaat Bagi Kesehatan Tubuh
Koleksi museum yang dipamerkan terkait dengan kehidupan masyarakat di Toba pada masa lampau seperti alat-alat pertanian, peralatan makan dari porselen, peralatan memasak, dan aneka patung sebagai wadah persembahyangan. Ikut dipamerkan juga peralatan perang masa lampau seperti pedang besi.
Kalau mau berkunjung ke museum ini jangan lupa perhatikan jam operasionalnya, ya! Karena buka pukul 8.00 WIB dan tutup sekitar pukul 20.00 WIB dan buka setiap hari.
Museum Huta Bolon
Letaknya sekitar 21 km dari Museum Tomok, Museum Huta Bolon ada di Desa Simanindo, Kecamatan Ambarita, Kabupaten Samosir, atau sebelah utara Pulau Samosir. Museum ini dapat dicapai dengan berkendara selama 30 menit dari Dermaga Tomok.
Sejatinya, museum ini adalah sebuah kompleks bangunan rumah adat berusia ratusan tahun dan menjadi kediaman Raja Sidauruk beserta ke-14 istrinya. Pada salah satu bagian rumah ada hiasan 10 tanduk kerbau yang melambangkan 10 generasi di tempat ini.
BACA JUGA: Kemenag Mukomuko Jemput Koper Jemaah Haji 2024 di Bengkulu
BACA JUGA:Lakmud IPNU dan IPPNU, Ciptakan Generasi Muda Yang Kuat
Kompleks ini mulai dibuka sebagai museum untuk umum pada 1969. Koleksinya pun bermacam-macam seperti pakaian adat suku Batak, aneka perhiasan tempo dulu, peralatan makan, kain tenun Batak, porselen dari Tiongkok, hingga patung dan lukisan khas Batak.
Terdapat pula naskah-naskah kuno nenek moyang orang Batak, termasuk resep masakan seperti parhalaan dan pustaha laklak.
Ada juga tunggal panaluan atau tongkat yang biasa dipakai oleh pemuka adat ketika memimpin persembahyangan.