Menjaga Kelestarian Air Ala Kearifan Lokal Kendal
Tuk serco digunakan masyarakat di Dusun Ngijo, Kendal sebagai sistem pengaliran air dari mata untuk rumah tangga dan pertanian. -KOMPAS/WINARTO HERUSANSONO-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Masyarakat adat di Nusantara memiliki beragam cara untuk menjaga kelestarian air dengan berbagai pendekatan.
Hal tersebut dapat ditemui pada keseharian masyarakat yang berdiam di Dusun Ngijo, Desa Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Mereka menjalankan kearifan lokal demi menjaga kelestarian sebuah mata air bernama Tuk Serco.
Agar air tetap mengalir sepanjang masa, mereka membuat kesepakatan bersama yang berbuah konservasi berbalut nilai-nilai luhur yang berlaku dan dipegang secara turun temurun dan menghasilkan suatu kearifan lokal di kemudian hari.
BACA JUGA:Wacanakan Pengadaan Peralatan Uji Emisi Kendaraan
BACA JUGA:Bisik-Bisik Soal Motor Dinas Kades, Kapan Dibagikan?
Segala upaya dilakukan seperti membuat kesepakatan mengenai pohon apa yang sebaiknya bisa mereka tanam untuk menjaga air Tuk Serco terus mengucur.
Karena itu dipilihnya beberapa jenis tanaman keras seperti pohon petai, durian, melinjo, dan sengon untuk ditanam di lahan sekitar mata air.
Tanaman keras dipilih sebab akarnya mampu mengikat dan menyimpan air. Bukan saja semata menanam, masyarakat juga membuat kesepakatan mengenai kriteria atau syarat pohon yang dapat ditebang.
Misalnya tinggi batang pohon sudah melebihi 30 meter, diameter batang lebih dari 80 sentimeter, dan usia pohon di atas empat tahun.
BACA JUGA:Pasca Audiensi, Masyarakat Datangi Galian C di Desa Air Berau
BACA JUGA:Bagaimana Nasib Program Seragam Sekolah Gratis?
Setiap batang pohon yang telah ditebang harus dicarikan penggantinya yaitu bibit dari tanaman sejenis untuk ditanam kembali.
Semua itu dilakukan sebab Tuk Serco adalah mata air istimewa lantaran debitnya tak pernah menyurut sepanjang waktu.