Pemerintah Melalui Kementerian Perindustrian Terus Mendorong Kemandirian Industri Herbal
Mengacu data Bank Indonesia (BI), volume industri dalam Prompt Manufacturing Index-BI (PMI-BI) pada industri kimia, farmasi dan obat tradisional menunjukan nilai optimis pada threshold di atas 50 persen dengan nilai PMI BI di triwulan IV tahun 2023 di ang-Shutterstock/paulynn-
Bahan-bahan tersebut mengandung antioksidan, vitamin C dan vitamin A yang bermanfaat mengurangi tanda-tanda penuaan dini. Namun status kemitraannya produk ini juga belum ada.
Turut hadir perwakilan dari PT Sarana Jakarta Ventura (PT SJV) Gio Novran yang menerangkan bahwa perusahaannya merupakan perusahaan modal ventura yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). PT SJV bergerak untuk penyaluran dana kepada perusahaan perintis (startup).
BACA JUGA:Indonesia Akselerasi Perdagangan Karbon
BACA JUGA:Menembus Batas Pasar Produk Tekstil
Gio menuturkan, berawal dari mengenal pengobatan natural Ayurverda yang berasal dari India. Dari sanalah dirinya mempercayai dan berkeinginan untuk investasi pada bidang kesehatan, khususnya pengobatan tradional.
Dari paparan tersebut pihaknya tertarik pada produk STAMILIC (black garlic) yang bermanfaat untuk mengurangi hipertensi dan menurunkan kolesterol. Selain STAMILIC, beberapa produk lain yang menjadi minatnya di antaranya, produk antijamur, antiaging, dan cangkang lunak dari rumput laut.
“Untuk itu kami akan membantu mitra-mitra yang lain seperti manufaktur dan industri supaya produk-produk tadi bisa dikomersialisasi secara lebih besar. Termasuk mengurus soal HAKI produk riset ini,” ujar Gio. (*)
Sumber Indonesia.go.id