Pemerintah Melalui Kementerian Perindustrian Terus Mendorong Kemandirian Industri Herbal
Mengacu data Bank Indonesia (BI), volume industri dalam Prompt Manufacturing Index-BI (PMI-BI) pada industri kimia, farmasi dan obat tradisional menunjukan nilai optimis pada threshold di atas 50 persen dengan nilai PMI BI di triwulan IV tahun 2023 di ang-Shutterstock/paulynn-
Seperti dikutip dari laman BRIN,pengenalan hasil produk tersebut disampaikan dalam kegiatan Temu Bisnis Pemanfaatan Riset dan Inovasi yang digelar di Jakarta.
Temu Bisnis tersebut diikuti para pemangku kepentingan bidang kesehatan, antara lain periset, regulator, asosiasi industri, serta pelaku industri kesehatan.
BACA JUGA:Nilai Ekspor Impor Indonesia Turun
BACA JUGA:Upaya Negeri Menggali Serta Mengembangkan Potensi Energi Unggulan Dunia
Kegiatan itu bertujuan untuk menjembatani para pemangku kepentingan dalam memanfaatkan hasil riset dan inovasi.
Juga mendorong kemandirian dan daya saing bangsa, serta menjadikan Indonesia tahun 2045 sebagai salah satu negara maju dan berpendapatan tinggi.
Kepala Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional (PRBBOOT) BRIN, Sofa Fajriah, menyampaikan produk hasil riset dan inovasi yang dikenalkan adalah produk dengan kategori bahan baku obat dan kategori obat herbal.
Kategori bahan baku obat antara lain terdapat produk Isolasi Senyawa Aktif dari Lampeni (Ardisia Humilis Vahl) sebagai anti kanker payudara.
BACA JUGA:Indonesia Akselerasi Perdagangan Karbon
BACA JUGA: Mendorong Penguatan Produksi Gas Nasional, Peran Vital Gas Industri
Tanaman Lampeni merupakan hasil riset bersama dengan Korea Selatan. Riset ini sudah terstandarisasi.
Tanaman Lampeni juga sudah ditanam di wilayah Lampung. Status kemitraanya dengan IPB dan UNDIP.
Sofa menyampaikan, produknya dari kategori obat herbal terdapat tiga produk, di antaranya; STAMILIC, Ekstrak Black Garlic untuk anti diabetes dan perlindungan kardiovascular dalam bentuk cair.
Produk tersebut mempunyai potensi pasar sangat besar, hal tersebut dikarenakan jumlah penderita diabetes dan jantung koroner semakin banyak.
BACA JUGA:Menembus Batas Pasar Produk Tekstil